Ketika Tokoh Papua Berbicara Soal Kerusuhan di Papua
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto bertemu dengan sejumlah tokoh asal Papua, Jumat (30/8/2019) siang.
Dalam pertemuan tersebut, Wiranto beserta sejumlah tokoh Papua membicarakan situasi yang saat ini terjadi tanah Papua dan Papua Barat.
Dalam pertemuan itu, hadir beberapa tokoh Papua diantaranya Laksamana Madya (Purn) Freddy Numberi, Yorrys Raweyai, Samuel Tabuni, Alfred Papare, Frans Ansanay, Willem Frans Ansanay, Victor Abraham, Victor Abraham Abaidata, Yan Mandenas, dan Airis Waimuri.
Wiranto mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut, digelar untuk mencari solusi yang terbaik agar situasi dapat kembali reda.
Para tokoh Papua yang hadir dalam konferensi pers di kantor Kemenpolhukam, sepakat dengan Wiranto untuk mengakhiri ketegangan di Papua dan Papua Barat.
"Kita sepakat yang utama adalah bagaimana kita segera mengakhiri suasana yang tegang, suasana yang panas, demo anarkis ini menjadi kembali tenang, kembali pulih, kembali stabil," kata Wiranto seperti dikutip dari tayangan yang disiarkan Kompas TV.
Baca: 5 Pernyataan Wiranto Soal Kerusuhan di Papua, Aksi Massa Disusupi, Hingga Pembatasan Akses Internet
Salah satu tokoh senior Papua, Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi menyesalkan apa yang telah terjadi Papua saat ini.
Freddy Numberi meminta kepada masyarakat Papua untuk kembali manjalankan aktivitas seperti sedia kala.
"Saya imbau, kembalikanlah, kembali tenang, percayakan kepada pemerintah untuk menyelesaikannya semuanya dengan baik," kata Freddy di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
Dalam kesempatan tersebut, Freedy mengingatkan agar masyarakat memahami sejarah bangsa Indonesia sehingga tidak mudah terpengaruh oleh adu domba suatu kelompok.
"Ini harus kita pahami sejarah bangsa Indonesia dengan benar, kalau tidak kita akan mudah diadu domba oleh orang lain" ujar Freddy.
Freddy juga mengungkapkan, bahwa Indonesia akan menjadi negara yang kuat jika masyarakatnya makmur dan bersatu.
"Kita harus tahu, kalau negara ini makmur dan bersatu, negara tetangga itu pada takut," ucap dia.
Freddy yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelauatan dan Perikanan di tahun 2004-2009 itu mengingatkan, agar jangan terpicu oleh provokasi kelompok lain.
Baca: Wiranto: Penambahan Pasukan Menjaga Objek Vital, Bukan Melawan Masyarakat Papua
Sementara itu, salah satu tokoh muda Papua yang berasal dari Nduga, Samuel Tabuni mengingatkan agar pemerintah selalu melibatkan masyarakat asli Papua dalam membentuk sebuah kebijakan yang menyangkut tanah Papua.
"Kalau pemikiran anak-anak muda Papua tidak kita rangkul, tidak kita berikan ruang, Papua tidak ada masa depan yang baik," ujar Samuel sembari mencontohkan saat ini aksi demo di Papua 'dimotori' oleh anak-anak muda Papua.
Samuel Tabuni juga meminta kepada masyarakat Papua agar bersabar dan memberi ruang kepada pemerintah untuk mengusut tuntas kasus yang terjadi belakangan ini.
Pihaknya juga meminta kepada Menkopolhukam agar menarik pasukan yang berada di Nduga Papua.
Samuel meminta Menkopolhukam Wiranto agar membentuk tim yang nantinya, tim tersebut diberi tugas untuk menentukan pasukan apa saja yang perlu ditarik dari Nduga.
"Karena itu Bapak Menko akan bentuk tim, pasukan mana yang kita tempatkan mana yang kita tarik," kata Samuel.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Samuel, Wiranto memastikan akan menarik pasukan jika kondisi sudah aman dan tidak ada gangguan.
"Kalau kondisi serangan-serangan bersenjata di Papua tidak ada, saya jamin ditarik. Kami sepakat yang utama adalah bagaimana segera mengakhiri suasana tegang demo anarki ini menjadi pulih," jelas Wiranto.
(Tribunnews.com/tio/KompasTv)