"Jumlah total saat ini TNI-Polri (di) Jayapura 2.500 personel, itu hanya Jayapura," ujar Dedi.
Bentrokan itu diduga terjadi antara masyarakat di sepanjang garis pantai dengan di pegunungan.
Polisi menduga, ada oknum dari masyarakat gunung yang memprovokasi hingga terjadi tindakan anarkis.
"Satu menghendaki damai, yang garis pantai, yang di gunung hanya sebagian kecil saja provokasi masyarakat untuk lakukan tindakan-tindakan anarki, itu sedang dikomunikasikan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat," tutur dia.
Hingga saat ini, Dedi menegaskan bahwa situasi sudah kondusif.
Selain itu, aparat bersama tokoh masyarakat terus melakukan soft approach agar kejadian tersebut tidak terulang.
Baca: TERKINI Rusuh di Papua, Wiranto Beberkan Soal Penumpang Gelap Seusai Rapat Terbatas dengan Jokowi
Polri juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi situasi maupun konten negatif di dunia maya.
Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Aksi unjuk rasa berujung anarkistis.
Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lainnya.
Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Jaga Papua dan Papua Barat, Polda Sulsel Sudah Kirim 6 SSK Brimob