Sepuluh tahun lalu--sebagai ayah--ia mengaku sempat tak bisa menerima kenyataan itu.
Ia bersama Riswanto (ayah dari Agil Ramadan) bahkan langsung mendatangi perusahaan kapal di Pelabuhan Benoa Bali, untuk mencari kepastian anaknya.
Joko dan Riswanto datang ke Bali melaporkan kejadian tersebut kepolisian setempat.
Oleh pihak Kepolisian, mereka kemudian diantar mendatangi perusahaan kapal dimana anak mereka bekerja.
Kedatangan Joko dan Riswanto diterima oleh Ketut Widarba, bagian personalia.
Saat itu, kata Joko, Ketut kaget karena perusahaan kapal tersebut tidak menerima pelajar PKL.
Dari catatan perusahaan, ketiga anak yang merupakan pelajar SMK Negeri 1 Sanden itu terdaftar sebagai pencari kerja bukan PKL.
"Disitu saya kaget. Ternyata anak saya disana dipekerjakan sebagai ABK. Pelakunya Mugiri, sudah ditangkap dan divonis bersalah," terang dia.
Berdasarkan informasi yang diterima dari perusahaan, Joko mengatakan bahwa Kapal KM Jimmy Wijaya hilang kontak di lautan lepas dan sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.
"Perusahaan sudah mengerahkan kapal untuk mencari KM Jimmy Wijaya. Namun tidak ketemu. Mugiri yang memalsukan dokumen juga sudah divonis bersalah. Kasus ini sudah lama. Saya anggap ini sebagai musibah. Saya sudah menerima," ujar warga Gadingharjo, Sanden itu.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kronologi Hilangnya 3 Pelajar Bantul Sejak Pamit PKL 10 Tahun Silam