Dalam surat tersebut tertulis dari PT Sentra Buana Utama.
"Saya percaya itu PKL, dapat surat ditujukan kepada saya orangtua, dalam surat itu lost contact."
"Di situ saya kaget, kok di sini dapat dari PT, setahu saya anak lagi PKL," katanya saat dihubungi, Selasa (3/9/2019).
Waktu itu, Riswanto menelepon perusahaan pemberi surat menanyakan soal PKL.
Kenyataannya, Agiel dan teman-temannya disalurkan calo untuk bekerja di kapal.
Pihak perusahaan pun memberitahukan, masih mencari kapal tersebut.
Riswanto akhirnya mendatangi sekolah tanpa terlebih dahulu memberitahukan tentang kejadian hilangnya kapal yang ditumpangi anaknya.
Ketika ditanya soal PKL, kepala sekolah bilang baik-baik saja.
"Waktu itu dijawab baik-baik saja. Saya tanya kerja di mana anak saya, dan dijawab baik-baik saja."
"Surat (dari perusahaan) saya banting di meja, begitu baca gemeter," ucap Riswanto.
Saat itu, Riswanto menanyakan mengenai PKL yang ternyata dipekerjakan oleh perusahaan.
Akhirnya ia berangkat ke Bali untuk mendapatkan kejelasan mengenai nasib anaknya.
Awal pencarian, ia sempat mengalami kesulitan sampai akhirnya bisa bertemu dengan perusahaan.
Riswanto mendapatkan bukti kontrak kerja, dan pihak perusahaan mendapatkan tenaga kerja dari calo ke calo.
Perusahaan menerima mereka bekerja karena memiliki KTP yang diketahui bodong alias palsu.