Widiarta menjelaskan, dari empat sarkofagus yang dikoservasi, dua di antaranya berukuran lebih besar yakni tinggi 1,5 meter, lebar satu meter, dan tinggu 1,5 meter.
Sedangkan dua sisanya berukuran lebih pendek.
Sementara untuk arsitekturnya, kata Widiarta, semuanya sama. Menggunakan batu padas sebagai bahan utama, berbentuk lonjong, serta ada empat tonjolan bulat di bagian depannya.
Kerangka Manusia di Kamar Suci
Wayan Sudiarjana mengaku belum mengetahui terkait asal-usul dari sarkofagus yang ditemukan di rumahnya tersebut.
Sementara untuk kerangka manusia, diletakkan Sudiarjana dalam sebuah peti yang diletakkan di kamar suci rumahnya.
Setiap hari raya, kata Sudiarjana, keluarganya rutin mengaturkan sesajen terhadap tulang belulang tersebut.
Ini sebagai tanda penghormatan terhadap roh yang ada di dalam sarkofagus tersebut.
"Memang sudah ada beberapa lembaga yang datang untuk meneliti. Namun hasilnya saya belum terima. Jadi saya tidak tahu persisi asal usulnya. Namun diduga tulang belulang itu merupakan warga keturunan Tiongkok, karena di dalam sarkofagusnya banyak ditemukan benda-benda antik beukiran khas Tiongkok," katanya.
Sebagai benda bersejarah, Sudiarjana bersama keluarganya rutin membersihkan sarkofagus dari debu yang menempel.
Bahkan atas temuan ini, Sudiarjana juga mendesain rumahnya hingga bernuansa Tiongkok.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tulang Belulang dan Empat Sarkofagus Usia Ribuan Tahun di Kediaman Warga Pangkungparuk