VIDEO mengharukan diduga video ayah mahasiswa UHO yang tewas saat demo beredar di media sosial, baru pulang melaut langsung menangis terisak
TRIBUNNEWS.COM - VIDEO mengharukan saat ayah mahasiswa UHO yang tewas saat demo beredar di media sosial, baru pulang melaut langsung menangis terisak.
Aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara berakhir ricuh.
Kericuhan aksi unjuk rasa yang digelar pada Kamis (16/9/2019) tersebut memakan korban jiwa.
Randi (21), mahasiswa semester 7 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo ( UHO), Kendari tewas.
Randi tewas karena luka tembakan di dada.
Sempat dibawa ke RS Ismoyo, Randi sudah dalam keadaan kritis.
Kondisi Randi sudah tidak tertolong lagi.
Dokter RS Ismoyo, Yudi Ashari menjelaskan jika ada luka selebar 5 cm di dada kanan Randi.
Menurut penuturan Yudi, luka dengan kedalaman 10 cm itu diakibatkan oleh benda tajam.
Baca: Siswa SMA Tewas Saat Ikut Demo Tolak RUU KUHP, Sang Ibu Teringat Pesan Terakhir Sebelum Berangkat
Baca: Ini Cuitan Dandhy Dwi Laksono di Twitter yang Dipersoalkan Polisi
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam."
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari.
Tewasnya Randi membuat kakak korban histeris.
Bahkan kakak korban juga sempat pingsan dan tidak bisa berdiri lagi.
Selain kakak korban yang langsung mengetahui kondisi Randi, ayah korban pun menangis histeris saat tahu anaknya tak bernyawa.
Terlebih, sang ayah terlambat tahu jika sang anak sudah meninggal dunia lantaran masih melaut.
Reaksi ayah Randi viral di linimasa Twitter.
Akun @caramelbil mengunggah video singkat saat ayah Randi digandeng para tetangga menuju rumah yang sudah ramai pelayat.
Sang ayah hanya menaruh wajah kebingungan dengan jala di tangan.
Saat mulai mendekati rumah, ayah Randi mulai perlahan dekati rumah duka yang terdengar suara isak tangis dari luar.
Baca: Bersama Aktivis Lain, Mantan Personel Banda Naira Ananda Badudu Ditangkap Polisi
Baca: Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, PB PMII Desak Kapolri Copot Kapolda Sultra
Terlihat ayah Randi lempar jala di depan rumah dan bertanya-tanya pada semua orang yang datang.
"Ohaii ni yo? (Ada apa ini rame-rame?)" ujar ayah Randi menggunakan bahasa daerah.
Saat mulai memasuki rumah, semakin keras tangisan terdengar.
"Kalian apakan anakku" teriak ayah Randi mengetahui kematian anaknya.
"ini bapaknya mhs UHO korban aksi yang wafat tadi, baru pulang dari melaut, ga tau apa2 terus nanya
"kenapa rame-rame?"
pas naik liat jasad anaknya "kalian apakan anak ku"
ya Allah ambyar
#KendariBerduka," tulis akun @caramelbil.
Kronologi Kejadian
Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Golden Hart mengatakan, Randi tewas di depan Gedung DPRD Sultra.
Saat itu, mahasiswa berdemo mulai pukul 11.30 wita.
"Kami mengawal Ketua DPRD Provinsi (Sultra) bersama anggota DPRD lain menemui mahasiswa," ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis (26/9/2019).
Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahsiswa untuk melakukan audensi.
Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu, tapi tak berapa lama massa terbelah.
Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.
"Ada sebagian elemen mahasiswa yang memaksakan kehendaknya untuk masuk ke gedung DPRD. Ada sebagian elemen yang bersedia audensi," ujar Harry.
Kericuhan mulai terjadi, sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.
Mahasiswa itu dibawa ke Rumah Sakit Korem yang paling dekat denga DPRD Sultra untuk mendapat perawatan.
"Pada saat dibawa dan sudah berada di korem dan dilakukan tindakan medis dokter korem, (mahasiswa ) sudah meninggal," ujar Harry.
Harry mengatakan belum mengetahui pasti penyebab luka di dada korban.
Saat ini jenazah dibawa dari RS Korem ke RS Kendari untuk dilakukan otopsi.
Ada Luka 5cm di Dada Kanan
Dokter RS Ismoyo, Yudi Ashari menjelaskan jika ada luka selebar 5 cm di dada kanan Randi.
Menurut penuturan Yudi, luka dengan kedalaman 10 cm itu diakibatkan oleh benda tajam.
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam."
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari
Untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil autopsi.
Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Polisi Bantah Gunakan Peluru Tajam
AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."
"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.
Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.
Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.
Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.
"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.
(Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari/Kompas.com/Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati/Ihsanuddin)