"Sebenarnya Pemkot sendiri yang mengulur-ulur. Mereka PSK siap, buktinya ini banyak yang hadir. Mereka sudah membawa empat materai sesuai berkas yang nanti ditandatangani," ujarnya.
Ari melanjutkan, dari informasi yang diterimanya penandatanganan berkas akan dilaksanakan Senin (14/10/2019) hingga Selasa (15/10/2019).
Harus Terbuka
Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi juga mengaku kecewa lantaran Dinsos tak hadir.
Dia merasa, warga binaannya diombang-ambingkan dengan rencana Pemerintah yang sudah tersusun, yang mana pencairan tali asih direncanakan mulai 10-15 Oktober.
Kemudian, penutupan seremonial akan dilakukan pada 18 Oktober mendatang.
"Saya pusing. Hari ini katanya pencairan ke rekening, suruh tanda tangan. Saya pun menghormati, tapi selalu diombang-ambingkan. Padahal anak asuh saya sudah siap bawa 4 materai untuk tanda tangan," kata Suwandi.
Suwandi ingin Pemkot bersikap terbuka terkait kesiapan penutupan prostitusi di Sunan Kuning.
Baca: Kasus Kematian Golfrid Siregar, Tukang Becak yang Bawa Pengacara Walhi Itu ke RS Jadi Tersangka
"Kalau memang belum siap menutup, ya jangan ditutup dulu. Diundur," tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Muthohar mengatakan, pihaknya memang menjadwalkan pencairan antara 10-15 Oktober.
Namun, pihaknya masih melakukan persiapan intern Dinsos terlebih dahulu.
Dia memastikan, pencairan akan dilakukan sesuai jadwal yakni antara 10-15 Oktober.
"Prosedur dalam pemberian tali asih ada tahapan yang harus dilakukan di antaranya proses berbagai administrasi. Hari ini belum bisa dilakukan penandatanganan. Proses itu nanti kami pantau antara 10-15 Oktober," jelasnya.
Muthohar menuturkan, para PSK sudah membuka rekening bank beberapa waktu lalu. Nantinya, pencairan dana akan dilakukan melalui rekening tersebut.
"Proses pemberian buku tabungan dan sebagainya nanti prosedurnya dari bank," imbuhnya. (eyf)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wanita Pekerja Seks Merasa Diombang-ambingkan Soal Tali Asih Penutupan Sunan Kuning