TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian Aprianita (50), pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, menyisakan kepedihan bagi keluarganya.
Pasalnya, setelah dilaporkan hilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari, Aprianita ditemukan tewas mengenaskan di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dengan tubuh dicor, Jumat (25/201/2019).
Diketahui, Aprianita tewas setelah dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50), Ilyas (26) dan Nopi alias Aci yang masih berstatus DPO.
Baca: Bagaimana Bisa Mayat Apriyanita Dicor Lalu Dikubur di Pemakaman? Ternyata Ada Keterlibatan Orang Ini
Baca : Tak Biasa, Begini Cara Mucikari Tawarkan PA, Putri Pariwisata Asal Balikpapan di Prostitusi Online
Pembunuhan terjadi karena tersangka Yudi yang tak tahan ditagih terus menerus utang oleh korban sebesar Rp 145 juta.
Sebelum dibunuh, korban terlebih dahulu dicekoki minuman bercampur obat tetes lalu dijerat hingga tewas dan para pelaku kemudian mengecornya di TPU Kandang Kawat.
Adik kandung Aprianita, Feti Mardiana mengatakan, ia terakhir kali bertemu dengan kakaknya pada 14 September 2019 lalu ketika mereka memperingati 2 tahun meninggalnya ibu mereka.
Sebelum Aprianita meninggal, sambungnya.
Ia tak mendapat firasat apa pun yang akan terjadi pada kakaknya tersebut.
"Kakak (Aprianita) saya sangat peduli dengan keluarga semasa hidup. Kalau ada masalah dia selalu cerita," katanya.
Selain bekerja sebagai PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, lanjut Feti, Aprianita juga memiliki bisnis lain, yakni kos-kosan dan rumah makan.
"Saya anak ketiga, almarhumah anak kedua. Kami lima bersaudara. Dulu pada 2011 sempat menikah. Namun suaminya meninggal. Sampai sekarang kakak saya itu belum menikah lagi," ujarnya.
Feti berharap, dua pelaku yang sudah berhasil ditangkap polisi dapat dihukum setimpal atas perbuatannya, yakni hukuman mati.
Menurut Feti, selama ini. Kakaknya (Aprianita) tak memiliki masalah dengan siapa pun.
Dengan kejadian tersebut, keluarga pun terkejut mendapatkan kabar bahwa korban dibunuh secara sadis atas dasar utang.