News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Semit, Ibu Hamil di Pedalaman Sintang Naik Perahu 5 Jam Hanya untuk Periksakan Kandungan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Veronika Tuti memeriksa kandungan Semit. Ibu hamil itu tidak sengaja ditemukan Tuti istirahat di tepian Sungai Gilang di atas perahu.

Yang pertama kali dituju, adalah Rumah Tunggu Kelahiran (RTK). Meski sudah merasakan sakit perut pada tanggal 28 Oktober lalu, hingga pagi ini 7 November 2019, bayi dalam kandungan Semit belum juga dilahirkan.

"Belum lahir. Masih menunggu di RTK," kata Tuti.

Jarak dari rumah Semit ke Rumah Tunggu Kelahiran di pusat kecamatan cukup jauh.

Desa Korong Daso letaknya berdekatan dengan Desa Kolangan Juoi, dan Desa Luting Mingan.

"Desa itu satu jalur dan berdekatan yang jarak tempuhnya sekitar 5 jam dengan speed 15 hp dari Puskemas Kemangai," kata Tuti memperkirakan jarak tempuh dari rumah Semit ke Rumah Tunggu Kelahiran.

Medan sungai yang dilalui juga cukup ekstrem. Lebar sungai menyempit di hulu sungai. Tidak selebar dan setenang permukaan Sungai Kapuas.

Veronika Tuti memeriksa kandungan Semit. Ibu hamil itu tidak sengaja ditemukan Tuti istirahat di tepian Sungai Gilang di atas perahu. (Tribun Pontianak)

Belum semua desa yang ada di Kecamatan terluas di Kabupaten Sintang ini tersambung jalan darat.

Sungai menjadi moda transportasi utama.

"Sungai Gilang, alur sungainya dangkal ndak ada riam (kalau air surut) karena jalurnya banyak batu, jadi ndak bisa laju speadnya. Tapi kalau air pasang, riamnya besar. Banyak perahu yang karam," ungkap Tuti menggambarkan ganasnya anak sungai di hulu Ambalau.

Medan berat itu lah yang harus ditempuh oleh ibu hamil seperti Semit jika ingin melahirkan di Puskesmas.

Baca: Setelah Gempa, 6 Ibu Hamil Melahirkan Bayinya di Tenda Darurat Lokasi Pengungsian Pulau Seram

Baca: 24 Warga Tulangbawang Mengidap HIV, Satu di Antaranya Ibu Hamil

Meski harus bertaruh nyawa, Semit tetap memilih untuk turun ke kota kecamatan, menunggu taksiran persalinan di RTK.

"Di sana (desa tempat tinggal Semit) belom ada petugas kesehatan, jadi mereka harus ke Puskesmas Kemangai. Ibu hamil takut melahirkan di kampung, makanya mereka cepat turun ke kota kecamatan," cerita Tuti.

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Demi Melahirkan di Puskemas, Ibu Hamil di Pedalaman Sintang Naik Perahu 5 Jam Lewati Sungai

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini