TRIBUNNEWS.COM - Di media sosial Twitter, viral video seorang masinis yang turun dari kereta lalu membeli sesuatu di warung.
Masinis itu pun tampak berjalan santai saat kembali ke kereta dengan membawa kantong plastik di tangannya.
Sementara itu, para pengguna jalan yang berhenti terlihat biasa-biasa saja menunggu kereta tersebut kembali berjalan.
Dengan keterangan foto bertulis "jajan pakai lokomotif", video yang diunggah akun Twitter @Chamberafli itu pun sontak viral, Jumat (7/11/2019).
Hingga berita ini diturunkan, video tersebut sudah mencapai 1,2 juta penayangan.
Video itu pun sudah di-retweet sebanyak 51,9 ribu dan disukai 48,9 ribu orang.
Sikap masinis dalam video tersebut menuai pro dan kontra.
Banyak warganet yang menanggapi video tersebut dengan santai.
Namun ada pula yang menanggapinya dengan serius.
Untuk menghindari salah persepsi, pengunggah video langsung memberi keterangan pada warganet.
"Ehh jangan dianggap serius yah, ini buat FUN aja. Takut ada orang nggak asyik nganggep ini serius. Ini keretanya emang lagi berhenti di stasiun kok, daerah Sukabumi sana..."
Begitu tulisnya di Twitter.
Warganet di Twitter pun banyak yang menambahkan penjelasan untuk memastikan bahwa kejadian tersebut adalah hal yang lumrah di Sukabumi.
Saat Tribunnews.com menghubungi pemilik akun @Chamberafli, Rafli Naufal Arza menjelaskan video tersebut bukan hasil rekamannya sendiri.
"Saya dapat dari orang lain," ujarnya pada Tribunnews.com dalam keterangan tertulis, Jumat (7/11/2019).
Ia pun menegaskan bahwa tweet-nya sekadar untuk gurauan saja.
Laki-laki asal Depok tersebut menceritakan, dirinya sudah beberapa kali berkunjung ke Sukabumi dan mendapati peristiwa penutupan perlintasan sebidang seperti dalam video yang diunggahnya.
"Itu hal yang normal. Banyak kejadian seperti itu di stasiun lainnya, bukan di Sukabumi saja," jelasnya.
Pemilik akun @Chamberafli juga menyebutkan, penutupan perlintasan sebidang di daerah tersebut biasanya berlangsung selama tiga hingga lima menit.
Klarifikasi dari PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Sementara itu, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) juga memberikan klarifikasi terkait video viral tersebut.
Melalui akun Facebook resminya, PT KAI mengklarifikasi bahwa penutupan perlintasan sebidang itu terjadi karena sedang menunggu penumpang naik dan turun kereta di Stasiun Parungkuda, Sukabumi.
"Kami klarifikasi bahwa penutupan perlintasan sebidang tersebut bukan karena sedang menunggu asisten masinis dari Lokomotif CC 206 13 33, melainkan sedang menunggu penumpang naik dan turun kereta di Stasiun Parungkuda, Sukabumi," tulis PT KAI pada laman Facebook resminya.
PT KAI menyebutkan kejadian tersebut berlangsung pada 31 Oktober 2019.
Pihaknya menjelaskan, kereta api tersebut (KA Pangrango rute Sukabumi-Bogor dengan nomor 393) saat itu sedang melakukan pemberhentian di Stasiun Parungkuda.
Pemberhentian dilakukan untuk proses naik dan turun penumpang.
Setiap Kereta Api yang berhenti di Stasiun Parungkuda, Lokomotifnya akan menutup Jalan Parakan Salak yang tepat berada di ujung emplasemen stasiun.
Hal tersebut dikarenakan stasiun yang kecil dan emplasemen stasiun yang tidak cukup panjang.
Oleh karena itu, posisi Semboyan 10 G yang merupakan tanda berhenti lokomotif berada sejajar dengan perlintasan sebidang.
"Tidak benar bahwa penutupan tersebut dikarenakan menunggu masinis yang sedang membeli makanan," ujar VP Public Relations KAI, Edy Kuswoyo, melalui rilis yang disampaikan akun Facebook KAI.
Senada dengan ungkapan warganet yang menyebutkan kejadian tersebut adalah hal lumrah, Edy pun menegaskan kejadian penutupan perlintasan itu selalu terjadi setiap harinya.
Ia pun menyebutkan peristiwa tersebut merupakan hal yang normal terjadi di Stasiun Parungkuda.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)