Surono tinggal di rumah bagian barat, sedangkan Busani tinggal di bangunan bagian timur.
Busani pun menyelidiki perilaku suaminya.
"Saya selidiki, kata beberapa orang yang bekerja di ladang itu, kalau dia punya pacar. Saya pun bertanya kepadanya. Dia malah meminta saya nyari suami lain. Selalu begitu jawaban dia kalau marah," imbuhnya yang dikutip dari Surya.co.id
2. Busani merasa tak dianggap istri
Sebelum Surono tewas, lelaki itu sempat bekerja selama empat bulan di Bali. Setelahnya, dia kembali lagi ke desanya.
Busani mengatakan, sikap Surono tetap tidak berubah.
Dia tidak menganggap dirinya sebagai istri.
Busani menuturkan, beberapa tahun terakhir, suaminya terbilang sukses.
Hasil panen kopi terbilang banyak setiap tahun. Dari penuturan pihak kepolisian, hasil panen kopi Surono dan istrinya per tahun mencapai Rp 90 - Rp 100 juta.
"Akhir-akhir ini kan dia sukses. Tetapi setelah sukses, dia itu suka jalan sendiri. Tidak ajak-ajak saya.
Bahkan lebih sering pergi, atau makan di luar. Biasanya pergi siang, pulang ke rumah itu malam antara jam 10 malam sampai jam 1 malam," tutur Busani.
Busani mengaku sempat menegur suaminya perihal perilakunya itu, namun dirinya justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
"Tetapi dia marah-marah, bahkan sampai bilang tidak usah tanya-tanya karena bukan urusannya," kata Busani.
3. Curhat pada sang anak, Bahar