Tribun: Bapak tahu ada yang meninggal?
Awalnya saya enggak tahu, Pak. Tapi, katanya ada yang meninggal. Sedih saya, Pak. Tapi, mau bagaimana, saya juga enggak mau begini.
Tribun: Bapak tadi bilang tiba-tiba blank, maksudnya ngantuk atau bagaimana?
Enggak ngantuk, Pak. Kalau ngantuk mah saya juga langsung alon-alon (pelan-pelan) bawanya.
Baca: Kecelakaan Maut 2 Bus di Tol Cipali Diduga Sopir Mengantuk, Begini Kronologinya
Baca: Kecelakaan Maut 2 Bus di Tol Cipali Diduga Sopir Mengantuk, Begini Kronologinya
Tribun: Kalau enggak ngantuk, mungkin mata Bapak berat ya, susah dibuka?
Ya, cuma memang kayak seliwir-seliwir ke mata karena tiba-tiba saja saya blank. Cepat banget tiba-tiba masuk ke tengah dan menabrak.
Tribun: Bagaimana ritme kerja Bapak sehari-hari?
Saya kerja sehari masuk, sehari libur. Dalam sehari, saya berangkat pagi dari Pekalongan ke Pulogebang, Jakarta Timur, angkut penumpang.
Tiba di Jakarta sore sekitar pukul 16.00 lah. Setelah itu saya istirahat. Jam 19.00 saya mulai ngetem di terminal. Nah, jam 20.00 berangkat lagi ke Pekalongan angkut penumpang.
Tribun: Sudah berapa lama jadi sopir bus?
Kalau sopir bus Sinar Jaya sedari 2015. Sebelumnya memang saya bawa taksi dan truk. (Sunadi lalu terdiam).
Kira-kira hukuman saya berapa tahun penjara, Pak? Saya tidak mau kejadian begini.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pengakuan Sopir Bus Kecelakaan Maut di Cipali, Tersadar oleh Teriakan Penumpang & Tanya Soal Hukuman