Terdakwa Dedi berkenalan dengan korban Suhendi.
“Oh, ini yang namanya Dedi. Udah hebat lu ya, sembari memukul pundak terdakwa. Oleh terdakwa Dedi hanya dijawab 'biasa aja,'" kata Suhendi.
Kemudian terdakwa bersama saksi Sumarno keluar dari halaman gedung dan kembali dengan membawa minuman tuak.
Sekitar pukul 02.30 WIB, korban Suhendi berkata kepada terdakwa, “Ini yang namanya Dedi ya? Lu dah hebat ta?"
Tiba-tiba korban mengeluarkan tali kain berwarna merah yang terdapat tulisan Arab berbentuk seperti sabuk.
“Yuk berantem aja yuk. Setujahan (adu bacok) aja sama gua. Kalau gak setembakan aja sama gua," kata Suhendi.
Terdakwa Dedi langsung merebut tali kain berwarna merah tersebut dari tangan korban.
Pada saat bersamaan, korban mencekik leher terdakwa.
Terdakwa Dedi pun langsung membalas dengan memukul wajah korban lebih dari satu kali.
Korban terjatuh ke tanah.
Terdakwa terus memukuli korban.
Terdakwa Herul mengambil sebilah golok dari dalam kamar lalu menyuruh terdakwa Dedi menyingkir.
"Terdakwa Herul sempat dicegah, tapi terdakwa tidak menghiraukan," kata JPU.
Terdakwa Herul kemudian menyayat leher korban, lalu terdakwa Herul membacok ke arah punggung dan kaki korban.
Akibatnya korban Suhendi meninggal di lokasi karena kehabisan darah. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kakak-adik Pelaku Pembunuhan Sadis di Bandar Lampung Diganjar 14 Tahun Penjara