Bahkan mereka sering bertanya apakah ada pekerjaan manggung untuknya atau tidak.
Keluarga juga tidak pernah mempersoalkan.
"Saya dan istri sudah lama pisah. Kalau anak saya ada satu, tapi dia ikut dengan mamaknya di Medan," katanya.
Pada Hari Guru ini Musri berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer.
Ia menyebut sempat mencoba seleksi K II dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K,) namun pada saat itu ia belum beruntung.
Baca: Hari Guru Nasional: 7 Pahlawan yang juga Seorang Guru, dari Ki Hajar Dewantara hingga Kartini
2. Guru Honorer Jalan Kaki 3 Kilometer (Km) ke Sekolah, Gaji Rp 85 Ribu
Dilansir oleh Tribunnews, para guru honorer yang mengabdi di pedalaman Flores yang terisolasi hanya digaji sebanyak Rp85.000 per bulan.
Salah satu guru, Maria Beta Nona Vin mengungkapkan perjuangannya.
"Itu uang Rp 85.000 juga kadang-kadang mandek sampai 3 bulan,” cerita Beti, sapaan akrab guru ini.
“Itu uang kan dari orang tua siswa. Jadi, kita tunggu kapan mereka bayar baru kita terima honor.”
Dirinya menceritakan kalau saat upah tersebut tak terbayar, maka dirinya harus mengandalkan ubi yang ditanamnya sendiri.
Beti memang menanam ubi yang diandalkannya jika tak mampu membeli beras.
Jarak rumah hingga ke sekolahnya pun mencapai 3 kilometer dan Beti menempuhnya dengan berjalan kaki.
Tak hanya itu, dirinya juga harus berjuang terisolasi dari listrik dan telepon.