Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Produk-produk unggulan di lima pondok pesantren di Jawa Barat akan dipamerkan dan dipasarkan secara internasional di 7th Halal Expo 2019.
Kegiatan 7th Halal Expo 2019 diselenggarakan Organization of Islamic Cooperation di Kota Istanbul, Turki, 28 Oktober 2019 sampai 1 Desember 2019.
Lima pesantren tersebut sebelumnya mengikuti program One Pesantren One Product (OPOP) yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat.
Lima pesantren ini diwakili oleh masing-masing koperasinya, yakni Koppotren Al-Ittifaq (Kabupaten Bandung), Koppotren Daarut Tauhid (Kota Bandung), Koppontren Fathiyya Al-Idrisiyyah (Kabupaten Tasikmalaya), Kopontren Al-Ashriyyah Nurul Iman Sejahtera (Kabupaten Bogor), dan Kopontren Husnul Khotimah (Kabupaten Kuningan).
Baca: Dilema Pemerintah RI Pulangkan Eks ISIS, Pengamat Intel: Indonesia Dapat Ancaman Baru
Pameran ini adalah bagian dari tahapan program OPOP. Diketahui, program OPOP digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil demi mewujudkan Pesantren Juara, pemberdayaan dan meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.
Ketua Koperasi Pesantren Al Ittifaq, Ustaz Irawan, mengatakan produk yang akan dipasarkannya melalui pameran tersebut adalah hasil agribisnis, dalam hal ini rempah-rempah seperti jahe, serai, dan kunyit. Kemudian jenis buah seperti mangga gedong gincu dan jeruk dekopon.
"Harapannya kami dapat pangsa pasar baru di Eropa dan Asia. Juga mencari direct buyer yang selama ini membeli jahe ke Vietnam, padahal Vietnam membeli itu dari Indonesia. Ini untuk memotong supply chain," kata Irawan di Kantor Dinas KUK Jabar, Selasa (26/11/2019).
Baca: 20 Fakta Turki yang Wajib Traveler Tahu, Termasuk Keunikan Kota Istanbul
Pesantrennya, katanya, selama ini mengekspor sayuran ke Belanda dan Jepang, juga memasarkannya ke pasar moderen.
Produk tersebut tidak dapat dibawa ke pameran tersebut karena akan mudah rusak. Namun tetap, pihaknya akan tetap menawarkan berbagai produk sayurannya kepada berbagai negara.
Produk lainnya yang dipasarkan oleh empat pesantren lainnya di antaranya adalah batik, produk pakaian muslim, olahan ikan dan udang, produk kesehatan black diamond, serta produk olahan makanan dan minuman.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK), Kusmana Hartadji, mengatakan Pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Hanya saja, sebagian besar di antara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Dari 9.000 pesantren di Jabar, katanya, baru sebagian kecil yang memiliki k
Baca: 8 Museum Unik di Dunia, ada yang Berisi 16.000 Potongan Rambut Wanita
emandirian ekonomi. Padahal, pesantren sangat dimungkinkan untuk mandiri dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki.