Begitu tercebur suara jerit, tangis, langsung terdengar dari bawah kali.
Untungnya, Kali Judel itu tak dalam atau airnya hanya sekitar 0,5 meter, sehingga airnya tak sampai menutup badan bus, yang posisinya menukik saat jatuh.
"Karena posisi jatuhnya seperti itu (menukik), sehingga sopir dan para penumpang mengalami luka parah. Sebab, saat dievakuasi, keadaan mereka menumpuk jadi satu di kemudi," ujar Agung (38), warga Desa/Kecamatan Kesamben, yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dari TKP kecelakaan itu.
Sekitar 5 menit setelah bus jatuh, warga desa setempat berdatangan.
Namun, mereka harus membuat jalan, untuk turun ke kali, karena tak ada jalan setapak.
Sebab, kiri kanan kali atau jembatan itu diapit tebing sehingga warga kesulitan mengevakuasinya.
Untuk bisa mengeluarkan para penumpang dari bus itu, dibutuhkan sekitar satu jam.
"Harus menjebol kaca bus, buat masuk, karena pintunya tak bisa dibuka. Semua penumpangnya kesulitan keluar meski ada bapak-bapak," paparnya.
Untuk bisa ke luar dan naik ke atas jembatan, mereka harus ditandu satu per satu, dengan medan yang curam dan licin.
Baca: Gadis 14 Tahun Dirudapaksa Ayah Kandungnya, Pelaku Ngaku Gauli Anak 2 Kali Seminggu Selama 3 Tahun
Baca: Diary Gadis 15 Tahun Kuak Nasib Pilu Pemilik, Dinodai Ayah & Alasan Ibunya Restui Hubungan Terlarang
Baca: Pur Semula Diringkus Polisi karena Narkoba, Kasus Pencabulan Anak Tiri Akhirnya Terungkap
Dugaan warga, penumpang yang tewas itu karena terbentur saat bus itu terpelanting dan menukik ke sungai, kemudian tertindih dengan penumpang lainnya.
"Sebab, bus itu jatuh ke sungai, dengan benturan keras karena selain menabrak pembatas jembatan, juga terbentur bebatuan. Di saat kondisi seperti itu, penumpangnya pasti berhampuran di dalam bus, kemudian saling berbenturan," ungkapnya.
Data sementara para korban penumpang bus yang terluka di antaranya, Yuli Arini (40), bersama anaknya, Sasa (4), Neni, Siti Fatimah, Suratni, Yuli Kartika, Esti Widi Astutik, Diana Karmiasari, Yasmini, Endang, Santi, Tri Sulistyowati, Diah Cristia, Qomariah, Yularni, Binti Eni Setyowati, Siti Aminah, Tri Winarsih, Sudomo, Riyanto.
Informasinya, para penumpang bus itu, rata-rata kepala sekolah TK, yang hendak bereaksi wisata Taman Kurma, Pasuruan.
Mereka berangkat dari Tulungagung pukul 05.00 WIB.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Anita Tursiana, Guru TK Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Blitar Dikenal Kreatif dan Penuh Ide