TRIBUNNEWS.COM - Kakanwil Kementerin Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Barat, Liberti Sitinjak mengaku tidak memberikan tekanan kepada kontraktor perihal renovasi Lapas Sukamiskin, Bandung.
Pasalnya, pihak kontraktor mengaku mendapatkan tekanan untuk tidak merenovasi tiga sel.
Diduga ketiga sel tersebut sebelumnya masing-masing ditempati oleh terpidana kasus korupsi e-KTP Setya Novanto, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, dan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI Djoko Susilo.
Liberti Sitinjak pun memprotes kontraktor pengerjaan renovasi Lapas Sukamiskin yang belum menyentuh ketiga sel mewah itu.
Kepada Liberti Sitinjak kontraktor mengaku mendapatkan tekanan dari pihak tertentu.
"Mengatakan (kontraktor) ada tekanan, saya katakan kepada kontraktor, ia melakukan kerjasama dengan Kemenkumham, lalu yang menekannya siapa?"
"Saya sebagai kakanwil tidak pernah melakukan penekanan," kata Liberti Sitinjak dilansir kanal YouTube Metrotvnews, Minggu (22/12/2019).
Menurutnya, terkadang pihak ketiga tidak mampu melakukan pekerjaan di Lapas Sukamiskin.
Hal itu terjadi karena ada beberapa penghuni lapas yang menekannya.
Liberti Sitinjak menilai, tekanan dari beberapa penghuni lapas seharusnya tidak menjadi acuan bagi kontraktor.
Seharusnya yang menjadi acuan kerja kontraktor adalah kontrak yang ditandatangani.
"Mungkin ada beberapa dari pihak warga binaan kita mungkin mengatakan sesuatu kepada kontraktor. Tapi itu tidak menjadi sebuah acuan kontraktor untuk melakukan pekerjaan, acuan dia seharusnya kontrak yang ditandatangani," papar Liberti Sitinjak.
Liberti Sitinjak telah menegaskan kepada kontraktor, hingga akhir Desember semua sel harus sudah direnovasi.
Lebih lanjut, Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan, ia mengapresiasi perbaikan yang dilakukan di lapas tersebut.
Sebagai pihak eksternal, Adrianus Meliala yang melakukan kunjungan ke Lapas Sukamiskin pada Jumat (20/12/2019), mengapresiasi perbaikan di Lapas Sukamiskin.
Menurutnya, usaha mengembalikan kondisi sel sesuai standar yang berlaku adalah hal baik.
Sebab, mengembalikan kondisi sel sesuai kondisi standar merupakan harapan dari masyarakat.
Seperti diketahui, pada 2018 temuan sel mewah di Lapas Sukamiskin menggegerkan masyarakat.
Dalam kunjungan kali ini, meskipun masih ada tiga sel mewah yang belum direnovasi, Adrianus Meliala menganggap mungkin saja sel-sel mewah tersebut belum gilirannya direnovasi.
"Ketika kami datang ke sana, pada umumnya datang bahwa memang sedang ada suatu perubahan yang besar-besaran menuju pada situasi standar tersebut, namun pada beberapa sel tidak (direnovasi)," ujar Adrianus Meliala masih dilansir sumber yang sama.
"Kami beranggapan bahwa ini masih proses memang proyeknya belum selesai," lanjutnya.
Namun, Adrianus Meliala mencurigai kontraktor renovasi Lapas Sukamiskin mendapatkan tekanan dari pihak tertentu untuk tidak merenovasi ketiga sel mewah.
Adrianus Meliala menyayangkan tindakan kontraktor yang seolah-olah seperti tidak mendapatkan pengawasan.
"Memang (kami) menyayangkan kenapa kemudian kontraktornya bisa berbuat seperti itu, seolah-olah tidak ada pengawasan," ungkapnya.
Diketahui, ketiga sel mewah yang belum direnovasi memang berbeda dari kamar-kamar sel lainnya.
Ketiga sel itu berlantai marmer, tempat tidur springbed yang terbuat dari bulu angsa, dan lebih luas dari sel lainnya.
(Tribunnews.com/R. Agustina)