News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Serangan Harimau

Sudah 4 Tewas Diserang Harimau, KPH dan BKSDA Sumsel Malah Saling Menyalahkan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benda yang diduga potongan tulang tubuh mendiang Asfani.

Laporan wartawan Sripoku. Com Ehdi Amin

TRIBUNNEWS.COM, LAHAT -- Hingga kini sudah ada 4 korban yang meninggal akibat serangan harimau di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Korban sudah berjatuhan, akibat teror binatang buas tersebut.

Terakhir adalah yang dipastikan meninggal akibat hewan buas atas nama Asfani korban yang ditemukan potongan tubuhnya dalam kondisi tidak utuh.

Untuk mencari solusi dari persoalan tersebut, Bupati dan wakil bupati Lahat, Dandim 0405 Lahat, BKSD, KPH ketua DPRD dan Seluruh ketua Komisi DPRD Lahat, pertemuan membahas terkait teror harimau di Oprroom Pemkab Lahat, Senin (23/12/2019).

Namun saat pembahasan solusi, jutru Suharno, S.P. Kasubbag TU UPTD KPH Wilayah XI Kikim Pasemah, Dinas Kehutanan Prov. SumSel dan Perwakilan Resort Balai BKSDA Sumsel SKW II Lahat RKW Isau Isau VII, Wahid terlihat saling menyalahkan.

Suharno, dalam pernyataan mengatakan, jika pihaknya tidak ada kewenangan terkait habitat hewan karena tanggung jawab BKSDA.

Baca: Terungkap Fakta Baru Petani Kopi Tewas di Lahat Lebih dari 24 Jam, 3 Minggu Bermalam di Kebun

Baca: Diduga Diterkam Harimau, Sebab Tewasnya Warga Lahat yang Tubuhnya Terpisah Masih Belum Dipastikan

Baca: 6 Fakta Tewasnya Asfani Diserang Harimau, Organ Tubuh Tak Lengkap hingga Kuburan Dibongkar Kembali

Baca: Makam Asfani Korban Serangan Harimau Dibongkar, Ini Yang Dicari Polisi

tuduhan itu langsung dibantah oleh Wahid, perwakilan dari BKSDA. Menurut dia,

berdasarkan aturan KPH punya tanggungjawab atas wilayah hutan lindung beserta isi.

Aturan tersebutlah yang tak bisa ditabrak. Perdebatan dan sikap saling menyalahkan tersebut disayangkan peserta lain khususnya kalangan DPRD Lahat.

"Kami bukan dak dengar kalian ribut. Kami mengharapkan upaya dan solusi bagaimana teror harimau ini tidak ada lagi. Tidak lagi meresahkan warga menambah korban,"Tegas Wakil Ketua DPRD Lahat, Gharu dan Sri Marhaen.

Sementara itu, Ketua DPRD Lahat, Fitrizal Homizi, mempertanyakan kepedulian perusahaan yang betaktifitas di wilayah hutan lindung atas kejadian ini.

Tak hanya itu, Fitrizal meminta BKSDA dan KPH melakukan pendataam dan pemetaan terkait wilayah jelajah harimau sehingga bisa memberikan gambaran kepada warga.

Bupati dan wakil bupati Lahat, Dandim 0405 Lahat, BKSD, KPH ketua DPRD dan Seluruh ketua Komisi DPRD Lahat, pertemuan membahas terkait teror harimau di Oprroom Pemkab Lahat, Senin (23/12/2019). (Ehdi Amin)

Senada, Bupati Lahat, Cik Ujang, SH mengatakan persoalan harimau ini selesai dan tidak meresahkan warga.

Menurutnya, warga sudah sangat resah dampaknya sangat besar khususnya menyangkut perekonomian.

"Harus ada tindakan cepat sehingga korban tidak bertambah, "tegasnya.

Sementara, dari hasil pertemuan tersebut disepakati dibentuk satuan tugas (Satgas) untuk mencari jangka pendek dan panjang terkait teror harimau.

Satgas sendiri akan melibatkan Pemkab Lahat, TNI-Polri, BKSDA, KPH dan unsur lainya.

Sementara itu, pantauan terakhir di Desa Pajar Bulan ratusan warga bersama pihak kecamatan TNI dan Polri yang sebelumnya melakukan pencarian sisa tubuh Asfani, sudah kembali ke desa.

Menurut Jevi Pandrio, warga Setempat, warga tidak menemukan lagi sisa tubuh meski sudah mencari di kawasan hutan.

Disisi lain, tulang yang baru ditemukan warga ikut dikubur bersama tubuh lainya.

Korban Terakhir

Saat ini korban terakhir dari kebuasan harimau sumatera adalah Asfani (57) warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat.

Suwadi diduga tewas diterkam hatimau saat sedang berada di kebun kopi miliknya.

Menurut Jefri, perangkat desa yang turut mengevakuasi Asfani, mengatakan saat ditemukan tubuh Suwadi sudah tak utuh. Bahkan, kerangka dada korban tidak diketemukan.

"Dugaanya dan menurut warga korban dimakan harimau. Korban di kebun sendiri jadi tidak ada warga lain yang melihat.

Selain berkebun kopi korban sedang menunggu buah duren (durian), "terang Jefri, dibincangi di RSUD Lahat.

Menurutnya, yang pertama kali menemukan korban yakni Polta (16) anak ketiga korban.

Polta, saat itu akan mengantarkan beras kepada korban.

Namun, setibanya dipondok korvam tidak ada. Anak korban beberapa kali memanggil sembari mencari kebaradaam ayahnnya.

Saat ditemukan, ayahnya sudah meninggal.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Atasi Teror Harimau, KPH dan BKSDA Saling Salahkan, DPRD Lerai Minta tak Ada Korban Lagi,

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Atasi Teror Harimau, KPH dan BKSDA Saling Salahkan, DPRD Lerai Minta tak Ada Korban Lagi,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini