TRIBUNNEWS.COM - Tanggapi kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjun ke jurang, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ingatkan pentingnya keamanan dalam berkendara.
Menhub Budi Karya Sumadi turut berduka cita atas peristiwa kecelakaan yang melibatkan bus Sriwijaya yang menewaskan kurang lebih 26 penumpang tersebut.
"Saya prihatin tentang kejadian itu dan turut berbelasungkawa atas kejadian itu," tutur Budi karya, dilansir pemberitaan KompasTV.
Menurutnya, aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi masyarakat ketika memilih bus.
"Ya inilah pentingnya yang namanya safety. Kalau safety kita abaikan itu yang terjadi," ujar Budi Karya.
Menhub mengatakan kecelakaan tersebut menjadi catatan penting bagi pihak operator bus serta pengemudi agar tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan.
"Tapi ini justru menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat, khususnya operator dan pengemudi untuk berhati-hati,"
Budi menyebut saat ini banyak operator bus yang ingin dapat penumpang yang banyak dengan waktu cepat, namun kurang mempertimbangkan aspek keselamatan.
"Karena pada masa sekarang ini ada yang pengen penumpangnya banyak, waktunya cepat, tetepi semua itu tidak concern dengan safety," tuturnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan bus-bus yang layak jalan dan telah melalui pengecekan.
"Nah oleh karenanya sebelum saya mengevaluasi bus itu seperti apa dan pengemudi bus itu seperti apa, gunakan bis-bis yang sudah direm cek dan layak jalan," jelasnya.
Budi juga meminta kepada pengelola terminal, agar melakukan pengecekan kesehatan sopir seperti tekanan darah hingga kadar gula darah.
"Dan saya minta di terminal-terminal itu, seperti kami lakukan di Kampung Rambutan, itu sopirnya itu diperiksa, darah tingginya diperiksa, gulanay diperiksa, minum alkohol apa tidak" tambahnya.
Namun demikian, peristiwa kecelakaan tersebut telah terjadi, dan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan polisi untuk mencari tahu peneyebab kecelakaan tersebut.
"Tapi ini sudah terjadi, tentunya kami bersama kepolisian akan mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini kesalahan manusia, atau kesalahan yang lain," ucap Menhub.
Sebelumnya dilaporkan kecelakaan tersebut terjadi saat malam hari ketika penumpang banyak yang sedang tertidur.
Pihak kepolisian menjelasakan, dari beberapa korban selamat yang dimintai keterangan, mengaku tidak begitu mengetahui kronologi kecelakaan tersebut.
"Sayangnya beberapa penumpang yang saya tanyai, rata-rata mereka tertidur," terang Kapolres Pagaralam AKBP Dolly, saat berbicara di Kompas Tv.
Dolly menjelaskan, penumpang bus tersebut awalnya sebanyak 27 orang, namun ditengah jalan diduga bus mengangkut penumpang lain hingga berjumlah 37 penumpang.
Dilansir TribunSumsel.com, menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, kecelakaan tunggal Bus Sriwijaya mitsubhisi fuso BM Nopol BD 7031 AU yang dikemudikan FERY menabrak dinding penahan tikungan Lematang Indah.
Bus masuk ke dalam jurang kurang lebih 150 meter dan jatuh ke dasar aliran sungai Lematang.
"Dari data yang ada sementara ini, sebanyak 24 orang meninggal, 2 luka berat dan 11 luka ringan. Saat ini, masih terus dilakukan evakuasi dan pendataan dari satlantas Polres Pagaralam," ujar Supriadi, Selasa (24/12/2019).
Bus ini berangkat dari pool dan melaju dari Bengkulu mengarah ke Palembang sekitar pukul 14.00.
Pada saat melewati tikungan Lematang Indah KM 9 Pagaralam sekitar pukul 23.00, diduga sopir bus melaju dengan kecepatan tinggi.
"Diduga tidak dapat mengendalikan laju bus, sehingga bus menabrak dinding pembantas lalu masuk ke jurang se dalam kurang lebih 150 meter dan jatuh ke tengah Aliran sungai lematang."
(Tribunnews.com/Tio) (TribunSumsel/M.Ardiansyah)