Saat itu, Edi sekitar umur 19 tahun.
Setelah menikah, keduanya hidup berdua layaknya suami istri pada umumnya.
Namun seiring berjalannya waktu, biduk rumah tangga pasangan muda ini terbuka.
Di usia satu tahun pernikahan, Edi yang tampak ramah di hadapan mertuanya ternyata kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada Seli.
Hal itu terungkap, ketika Seli menceritakan kehidupan pernikahannya kepada Anik.
Edi bekerja sebagai buruh serabutan, Seli tak kerja.
“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengin pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya kepada wartawan Kamis (26/12/2019).
Sampai akhirnya, pada 2009, Seli menghilang secara misterius.
Tak ada kabar.
Sejak terakhir bertemu 2008, Anik terus berupaya mencari ke rumah di Karangjati RT 07, dijawab pergi oleh Edi maupun keluarganya.
Memang sejak anaknya menikah, Seli dan Edi sering bertandang ke rumahnya, jika tak datang biasanya dirinya sering berkunjung.
“Seminggu enggak kelihatan ke sini saya sering ke sana (Karangjati),” ucapnya.
Seli memiliki saudara kembar Leli.
Keyakinan Leli, yang sampai saat terakhir penemuan kerangka masih berpikir positif jika adiknya masih hidup, pun sirna.