TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Beredar video seorang ibu berinisial M (41) menampar dan mencaci seorang siswi kelas dua SD, DA (8).
Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan DA menangis histeris saat M memperlakukannya dengan tak manusiawi.
Tampak pula seorang wanita lain yang menegur M dan membela DA.
Peristiwa itu rupanya terjadi di SD Siapala, Paccerakkang, Kota Makassar.
Baca: Oknum Guru Tampar Siswa di Pasuruan Dirumahkan, Nasibnya Tunggu Rapat Yayasan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abdul Azis Hasan yang dikonfirmasi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada siang hari, Sabtu (28/12/2019).
Dimana di sekolah tersebut tengah penerimaan rapor murid-murid yang dihadiri oleh masing-masing orangtua.
“Saya sudah konfirmasi ke kepala bidang saya yang menangani itu dan kepala sekolah SD Siapala, memang ada kejadian itu. Sudah perintahkan investigasi masalah itu, karena terjadi di dalam sekolah yang dilakukan oleh orang di luar sekolah,” kata Abdul dikutip dari Kompas.com.
“Tadi kan penerimaan rapor, kita minta semua orangtua datang untuk mendapingi anak-anak mereka untuk menerima rapor. Tapi eh, ternyata ada kejadian itu. Padahal, biasalah anak-anak murid biasa saling ganggu karena teman. Tapi eh, ternyata seorang ibu-ibu itu lalu memukul murid,” ujar dia.
Kembali dikutip dari Kompas.com, polisi akhirnya menangkap M.
Kapolsek Biringkanaya Kompol Ashari mengatakan M diamankan di kediamannya di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
"Sudah kami amankan. Sekarang sudah ada di Polsek Biringkanaya," kata Ashari.
Ashari mengungkapkan, M belum ditetapkan sebagai tersangka.
Unit reskrim Polsek Biringkanaya masih melakukan pemeriksaan intens atas insiden penamparan tersebut.
"Akan digelarkan (perkara) dulu oleh unit reskrim," ucap Ashari.
Menurut Ashari, M diduga nekat menampar wajah DA lantaran emosi dengan kejadian yang menimpa anaknya sebelum hari Natal.
Saat itu, sapu yang dipegang DA tidak sengaja melukai kepala anak M yang menurut M mengalami luka.
Panit Reskrim Polsek Biringkanaya Ipda Sainal mengungkapkan, terduga pelaku merupakan oknum perawat.
"Pelaku bernama Manting (41), pekerjaan perawat, di Jl Katimbang, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar," kata Ipda Sainal, Minggu (29/12/2019).
• Sempat Dikabarkan Tewas Diserang Komodo, Panji Petualang Beberkan Sosok Penyebar Isu: Gua Jujur Nih
Motivator Tampar 10 Siswa di Malang
Di media sosial viral sebuah video yang mereka tindakan tak terpuji seorang motivator bernama Agus Setiawan.
Agus Setiawan terekam kamera menampar 10 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Kota Malang.
Penelusuran TribunJakarta.com, pemukulan itu terjadi saat Agus Setiawan mengisi acara Seminar Motivasi Berwirausaha di SMK Muhammadiyah 2, pada Kamis (17/10/2019).
TONTON JUGA
Akibat perbuatan Agus Setiawan, Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexanderi mengatakan 10 remaja itu mengalami sejumlah luka, mula dari lebam pipi, mimisan, hingga luka di bibir.
"Visum yang keluar baru satu, luka di bibir. Sisanya hanya luka bekas lebam," katanya.
Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com saat ini, Agus Setiawan sudah ditahan di Mapolres Malang Kota dan berstatus tersangka atas perbuatannya itu.
"Atas nama pribadi, Agus Setiawan, saya mohon maaf khususnya yang pertama ke 10 siswa SMK Muhammadiyah Malang. Permohonan yang teramat sangat sudah saya sampaikan saat akhir acara dan berikutnya karena saya merasa bersalah lagi saya kembali lagi ke aula SMK untuk dipertemukan dengan 10 siswa juga, dan juga sudah minta maaf lagi," katanya saat dirilis di Mapolres Malang Kota, Sabtu (19/10/2019).
Agus Setiawan mengaku khilaf karena telah melayangkan pukulan kepada 10 siswa saat seminar sedang berlangsung.
Agus Setiawan pun mengaku baru pertama kali melakukan pemukulan.Kejadiannya benar-benar khilaf karena selama hidup saya baru kali ini melakukan perbuatan dengan tangan. Karena sama sekali tidak pernah," katanya.
Agus Setiawan lantas menceritakan rentetan kejadian yang berujung pada pemukulan terhadap 10 siswa itu.
Awalnya, Agus Setiawan meminta siswa untuk berani bertanya. Hal itu untuk membuka pola berpikir siswa.
• Arief Puyuono Tak Malu Minta Jatah 3 Menteri ke Jokowi, Rocky Gerung Bongkar Obrolan dengan Prabowo
Sebab, seminar yang sedang diisinya adalah seminar tentang kewirausahaan.
"Jadi inti dasarnya motivasi enterpreneur adalah membuka pola berpikir. Pertama saya mengajarkan untuk berani bertanya. Saya meminta untuk yang duduk di belakang pindah ke depan. Tidak ada yang pindah. Tetap saya lanjutkan," katanya.
"Berikutnya tetap saya mengajarkan mindset-mindset, misalkan jualan seperti itu. Jualan Instagram seperti ini. Jualan di YouTube seperti ini, jualan di blog seperti ini. Berikutnya ternyata di baris ketiga ada yang tertidur. Tertidur masih tetap saya lanjutkan," ungkapnya.
• Fahri Hamzah & Fadjroel Rachman Kritik Aksi Demo, Ketua BEM UIN Beri Tanggapan Pedas: Istighfar Bang
Selanjutnya, saat Seminar Motivasi Berwirausaha itu masih berlangsung, Agus mengaku kembali mendapati ada siswa yang tidur.
Siswa itu lantas dihukum duduk di depan.
"Saya diminta untuk ke tengah. Ternyata di belakang juga ada yang tertidur. Dari situ, saya masih logika, logika saya masih jalan, nalar saya masih jalan. Saya hukum untuk duduk di panggung supaya tidak tidur. Ada dua anak saya minta duduk di depan. Tetap saya lanjutkan," jelasnya.
Setelah kejadian itu, Agus Setiawan yang menjadi pembicara meminta siswa yang duduk di belakang untuk maju ke depan.
• Gibran Tak Ajak Jan Ethes & Selvi Ananda ke Pelantikan Jokowi, Singgung Kondisi Kehamilan Sang Istri
Pada saat itu, Agus Setiawan mengaku memberikan pernyataan kepada para siswa untuk tidak tertawa.
Namun, saat operator salah menulis kata 'goblok', siswa kembali tertawa. Kata goblok yang harusnya berakhiran k ditulis dengan akhiran g.
"Kalau ada yang salah, jangan ditertawain. Saat operatornya adalah gurunya itu nulis salah, diketawain. Sebelumnya pernah ngomong kalau tertawa nanti saya pukul mulutnya. Nah saat itu lah saya khilaf," katanya.