Selama kunjungannya, Ganjar bertanya pada warga sekitar tentang kepemilikan tanah kerajaan dan rencana pemerintah setempat pasca ditutupnya Keraton Agung Sejagat.
Ganjar menilai, di Jawa Tengah sebenarnya sudah banyak kerajaan yang memiliki izin seperti kerajaan Pajang di Sukoharjo dan Demak.
Tetapi dirinya juga mengimbau untuk tidak mendirikan kerajaan atau keraton dengan maksud menipu masyarakat.
"Yang tidak boleh adalah kalau kemudian membuat semacam ini dengan menipu, penipuannya nggak boleh," jelasnya.
"Umpama mau dibayar katanya 100 USD sampai 200 nanti gajian, yang tipu-tipu nggak boleh."
Menurutnya kalau tidak ada situs sejarah yang valid lebih baik tidak mendeklarasikan kerajaan atau keraton.
Apabila ada yang ingin mendirikan kerajaan sebaiknya melapor kepada pemerintah dahulu.
Ditanya terkait dapat menjamin tidak ada lagi kerajaan baru di Jawa Tengah selanjutnya, Ganjar mengaku tidak bisa menjamin.
"Ya nggak bisa. Lha wong ini tidur lalu mimpi ketemu demit besoknya bikin kerajaan juga bisa kok," ujarnya.
Baca: Disebut Tipu Pengikutnya, Raja Keraton Agung Sejagat: Saya & Bu Fanni Tak Pernah Lakukan Penipuan
Ganjar menambahkan kiat-kiat untuk mengenali modus penipuan yang berkedok kerajaan seperti ini.
Diantaranya sistemnya rumit dan dibumbui cerita yang tidak masuk akal.
Ingin Jadikan Eks Keraton Agung Sejagat Jadi Objek Wisata
Lokasi keraton yang berada di lingkungan persawahan nan eksotis membuat Ganjar ingin menjadikan eks Keraton Agung Sejagat menjadi desa wisata.
"Nanti dibangun bagus, ada singgasana, kolam, pendopo dan istana, terus jadi desa wisata. Setiap bulan atau tahun bikin event. Kan banyak kuliner dan keseniannya, kan sayang kalau ditiadakan kan sudah terkenal desa ini. Sudah ramai banget," kata Ganjar dikutip dari Kompas.com.