News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Efek Wabah Virus Corona, Pasar Tomohon jadi Sorotan, Beberapa Masyarakat Takut Santap Kelelawar

Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, membentangkan sayap paniki (kelelawar) sebelum dibersihkan untuk dijual pada pembeli, Sabtu (9/2/2013). Pasar Tomohon banyak disebut warga sebagai pasar ekstrim karena menjual daging binatang-binatang yang tak lazim dikonsumsi seperti kelelawar, tikus, ular, anjing, sampai kucing. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM -  Merebaknya virus corona yang disinyalir berasal dari Wuhan China, memberikan efek bagi banyak negara.

Dilansir dari Kompas.com, satu di antaranya yang terjadi di Indonesia, di mana adanya wabah virus tersebut Pasar Tomohon menjadi sorotan.

Hal tersebut lantaran, kemiripannya dengan Pasar Seafood Huanan yang terletak di Wuhan, China. Kedua pasar tersebut sama-sama menjual kuliner ekstrem, salah satunya kelelawar.

Bedanya, Pasar Seafood Huanan disebut sebagai asal virus corona. Hal ini diperkuat hasil positif dari sampel yang diambil di tempat perdagangan hewan liar pasar tersebut

Lantas, bagaimana Pasar Tomohon, kini?

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Henry Kaitjily mengklaim Pasar Tomohon cenderung lebih bersih. Hewan yang diperjualbelikan merupakan tangkapan segar hasil buruan di hutan. 

Meski begitu, ternyata pasar ekstrim yang terletak di Tomohon, Sulawesi Utara tersebut sedikit berbeda dari pasar di Wuhan.

"Banyak yang dijual di sana adalah hasil tangkapan masyarakat lokal, mulai dari kelelawar hingga tikus sawah. Tikus yang dijual juga bukan tikus rumah. Hewan yang dijual juga bermacam-macam," jata Henrys saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2020).

Hewan-hewan liar yang dijual di Pasar Tomohon juga bukan hasil penangkaran yang lama berada di dalam kandang.

Oleh karena itu, tak semua hewan liar, termasuk kelelawar, dijual setiap hari. Sebab, menurut Henry, tangkapan kelelawar merupakan hal yang musiman.

Masyarakat masih biasa

Menurut Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, imbas virus corona, beberapa masyarakat memang jadi takut menyantap kelelawar.

Di sisi lain, ada juga masyarakat merasa biasa saja. Hal ini tak lepas dari kebiasaan mengonsumsi kelelawar sejak lama. di daerah tersebut.

"Orang-orang sini banyak yang sering makan kelelawar dan belum pernah ada kasus terkena penyakit," ujar Steven saat dihubungi Kompas.com.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini