Para pelaku mengaku tak bisa tidur saat melihat status Facebook yang di-share oleh teman-teman korban.
LR alias Bigar (26) warga Tinoor dan AB alias Ais (32) warga Winangun, ketakutan membaca berita, jika tak menyerahkan diri akan ditindak tegas tembak di tempat.
"Kami sebenarnya sudah lama mau menyerahkan diri, tapi sudah takut liat status dan berita-berita akan ditembak," kata Bigar, Minggu (9/2/2020).
Ia menjelaskan, usai menikam korban Steven Indy, mereka menuju Gorontalo kemudian ke Kota Palu dan berakhir di Makasar.
Disitu mereka menyerahkan diri ke petugas di Kota Makasar.
"Di Makassar kami berdua menyalakan hp, kemudian ada yang menelepon dan kami bilang keberadaan kami dan langsung menyerahkan diri," kata Bigar.
Sebelumnya pelaku LR mengaku menikam tubuh korban karena dalam keadaan terancam nyawanya.
"Saya memang kebetulan ada bawa pisau badik, saya terpaksa tikam dia (korban) karena dalam keadaan terancam juga nyawa saya, korban sudah bawa batu dan besi dan teman-temannya sudah berdatangan," katanya.
LR menceritakan awal mula kejadian tersebut, ia bersama dengan Ais hendak membawa majikan (Bos) mereka ke RSU Walanda Maramis Minut.
Majikan mereka dalam keadaan hamil dan dibawa ke UGD.
Tiba-tiba, sang korban datang dan langsung tanyakan.
"Dimana perempuan tadi yang kalian bawa, anak dalam kandungan itu anak saya," kata dia menirukan cara bicara Korban yang katanya sudah dalam keadaan mabuk.
Korban berusaha memukul LR dan kejar-kejaran terjadi dari RSU Walanda Maramis hingga masuk ke lorong yang tak jauh dari RS tersebut.
Di situ terjadilah penikaman kepada Steven.
"Usai tikam korban, saya kemudian melarikan diri bersama Ais, sudah lupa berapa tikaman," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Polres Minut Ringkus Pelaku Pembunuhan Jefry Pontoh, Ditangkap Saat Sedang Makan