Nahas, ketika menyeberangi aliran sungai tersebut ia hanyut terbawa arus yang deras.
Baca: Ngaku Didatangi Tukang Gali Kubur Lina, Teddy Ungkap Amanah hingga Pemintaan untuk Rizky Febian
Baca: Cerita Raffi Ahmad saat Pita Suara Luka, Tersiksa Selama 1 Tahun Selalu Masuk Angin setelah Syuting
Dua rekannya selamat melewati arus sungai namun gagal menolong Ketut Adnyana.
Wirantini pertama kali mendapat kabar itu dari kerabatnya. Ia pulang ke rumah dan melihat anggota keluarganya menangis.
Namun, saat itu ia masih belum percaya. Ia bergegas ke sungai dan melihat tempat suaminya hanyut.
"Sempat saya kemarin ke sungai (setelah kejadian), tapi karena merasa gak enak melihat air sungai itu lalu saya balik pulang ke rumah," ujarnya.
Adnyana meninggalkan seorang istri dan dua orang putra yaitu Gede Adi Suantara dan Made Agus Wiantara.
Keluarga Peltu I Ketut Susila Adnyana transmigrasi ke Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ia balik kampung setelah mendapat pawisik secara niskala agar tinggal di rumah asal.
Sebelum menjadi Babinsa Timpag, Peltu Ketut Adnyana sempat bertugas di Surabaya.
Setelah itu pindah ke Kodam IX Udayana, dia bertugas di gudang senjata di Belayu, Kodim 1619/Tabanan lalu ke Koramil Kediri dan jadi Babinsa Banjar Anyar.
Sejak enam bulan lalu dia menjabat Babinsa Timpag.
Aktif Berkomunikasi
Kepergian Peltu I Ketut Susila Adnyana meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman dan kerabatnya, termasuk jajaran Kodim 1619/Tabanan.
Komandan Kondim (Dandim) Tabanan, Letkol Infantri Toni Sri Hartanto mengenang Ketut Adnyana sebagai anggota yang komunikatif.
Baca: Viral Belatung di Ayam Goreng, Ini yang Dilakukan Pemilik Rumah Makan
Baca: Ditanya Hakim di Sidang Pembunuhan Pupung, Kenapa Menangis? Aulia Kesuma: Ingat Suami. . .