Tak tahu banjir akan datang, sebagian siswa terseret arusnya.
Sebagian lagi mencoba bertahan dengan memegangi apa saja yang ada di sana.
Kala itu posisinya berada di tebing setinggi tiga meter, Kodir melihat anak-anak itu berjuang untuk bertahan dari gempuran arus.
Kodir pun memutuskan untuk melompat ke bawah.
Kemudian, secepat mungkin, ia meraih satu per satu anak untuk dibawa ke pinggir sungai.
Baca: Belajar dari Insiden Siswa Hanyut, Inilah Pentingnya Jaga Keselamatan Berkegiatan di Sungai
Siswa-siswi yang sedang memegangi batu di tengah ia prioritaskan.
"Ada lebih dari 20 anak saya evakuasi."
"Enam di antaranya lemas," katanya kepada Tribun Jogja, Minggu (23/2/2020).
Dari enam anak yang dalam kondisi lemas, mayoritas adalah perempuan.
Mereka histeris. Mereka tak henti menangis. Mereka tampak benar-benar kaget.
Sedangkan siswa-siswi yang berada di pinggir tebing, ditolong oleh Adiknya.
"Adik saya, Tri Nugroho, ikut turun. Ia mengevakuasi mereka," imbuh Kodir.
Di tempat lain, Kodir melihat beberapa warga juga mencoba mengevakuasi siswa-siswi.
Para warga membantu menggunakan tali untuk diarahkan kepada siswa-siswi yang sedang memegangi bebatuan di pinggir sungai.