Tradisi Sembogo dilakukan untuk memecah 'tejo', sehingga aura kecantikan calon pengantin bisa dipancarkan.
Bagi orang Jawa 'tejo' adalah puncak dari kecantikan dan keindahan seseorang.
"Dengan adanya ritual seperti itu, dimaksudkan supaya Tejo itu pecah dan melingkupi, pengantin itu"
"Jadi wajahnya akan terlihat beda sekali dari biasanya, maksudnya seperti itu, seperti kedatangan bidadari," kata Bani.
Sebagaimana ritual-ritual adat Jawa lainnya, tradisi Sembogo juga memiliki filosofi yang mendalam.
Tradisi ini memiliki pembelajaran jika dalam membangun sebuah rumah tangga harus berlandaskan keindahan, baik secara fisik maupun non fisik.
"Rumah tangga ideal dan akan menghasilkan keturunan yang baik-baik, itu maknanya," ujar Bani.
Ritual melekat pada masyarakat Jawa?
Bani menjelasakan ritual sebagai bagian budaya tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Jawa, namun juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia.
Sebagai makluk ciptaan Tuhan manusia terdiri dari deminsi lahir dan batin.
Dimensi batinlah yang akan memunculkan sebuah kepercayaan di dalam hati kepada hal yang berada di luar dimensi lahir.
Bani mencotohkan seperti orang Jawa yang percaya dengan Dewi Sri sebagai simbol kesuburan. Hal tersebut tidak lepas profesi mereka pada zaman dahulu sebagai petani.
"Di wilayah lain akan berbeda pula bentuk kepercayaannya. Saya sebut ini sebagai panggilan spiritual manusia"
"Dan ada pengaruh dengan kepercayaan nenek moyang animisme dan dinamisme," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)