TRIBUNNEWS.COM - Cerita Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman sanggup beli alat pendeteksi virus corona, tetapi gagal karena izin.
Budi awalnya terlihat bersemangat ingin membeli alat pemeriksaan virus corona yang akan dipakai di laboratorium milik pemerintah di RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Namun, niatnya pupus tatkala alat yang akan dibelinya justru terganjal izin.
Budi menyanggupi biaya pembelian alat itu dengan memakai anggaran tanggap darurat yang siap dicairkan milik Pemkot Tasikmalaya.
• Merasa Tak Enak Badan dan Seperti Gejala Virus Corona, Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan
• Tak Pelu Panic Buying Meski Corona Masuk ke Indonesia, Yuk Lakukan 3 Hal Sederhana, Pola Hidup Sehat
Dengan pembelian alat tersebut, diharapkan pasien di Tasikmalaya tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
Menurut Budi, dia diberitahu bahwa bukan alatnya yang sulit didapatkan.
Namun, alat tersebut harus memiliki sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Saya tadinya semangat, sudah beli saja alat pemeriksaan Covid-19 untuk di laboratorium RSUD. Kalau sekitar 1 sampai 2 miliar rupiah kita sanggup beli dari dana tanggap darurat," kata Budi kepada wartawan, Jumat (6/3/2020).
Budi mengatakan, saat ini laboratorium yang sudah memiliki sertifikasi WHO itu hanya ada satu di Indonesia, yakni pusat laboratorium milik Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Dengan begitu, warga Tasikmalaya yang termasuk pasien dalam pengawasan, harus dirujuk ke rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani suspect corona.