News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pesan 800 APD, Penjahit Difabel di Sleman Tetap Jaga Jarak

Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Baju hazmat

TRIBUNNEWS.COM - Sebagai virus baru yang belum ditemukan obatnya, virus corona menjadi masalah yang cukup rumit.

Tak adanya kesiapan medis untuk menangani virus corona turut menambah kepanikan.

Sehingga dengan mudah jumlah pasien bertambah, dan banyak penderita tanpa gejala menularkan virus corona pada orang lain.

Akibatnya, harga masker dan hand sanitizer menjadi langka dan mahal karena permintaan konsumen melonjak drastis.

Tak hanya itu, masalah kini kembali muncul ketika para tenaga medis mulai kekurangan alat pelindung diri (APD).

Padahal sebagai pasukan yang berada di garis depan pandemi Covid-19, para petugas harus memiliki 'baju zirah' yang mumpuni.

Baca: Ahli Ungkap Bahan Rumah Tangga Ini Lebih Ampuh Bunuh Virus Corona daripada Hand Sanitizer

Difabel Kabupaten SLeman dapat pesanan 800 APD

Iswanto (43) penjahit difabel menyelesaikan pembuatan pakaian hazmat di Desa Tonggalan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (26/3/2020). Pembuatan pakaian hazmat atau perlengkapan dari Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis pesanan salah satu rumah sakit di Yogyakarta tersebut sudah sesuai dengan standart keamanan Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19. (KOMPAS/ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Para penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman mendapatkan pesananan untuk membuat APD.

Melalui Koperasi Simpan Pinjam Bank Difabel Kabupaten Sleman, para penyandang disabilitas tersebut mendapat hingga 800 potong APD.

Seperti dikutip dari Kompas.com, APD berupa pakaian khusus untuk para petugas medis tersebut dipesan oleh RS PKU Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta.

Halaman Selanjutnya ---------------->

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini