TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan ABK kapal China mengaku mendapat perlakuan tak layak.
ABK tersebut mengaku pernah ditendang, minum air asin hingga makan sekali sehari.
Setelah disika, ABK tersebut akhirnya berhasil kabur.
Seorang mantan Anak Buah Kapal (ABK) asal Pematangsiantar, Reynalfi (22) akhirnya angkat bicara mengenai pengalamannya kabur dari kapal berbendera China, Li Qing Yuan Yu 213 pada Sabtu (6/6/2020) lalu di perairan Tanjung Balai Karimun.
Dihubungi dari sambungan telepon, Reynalfi yang mengaku sedang berada di luar kota menyampaikan, dirinya sudah diperiksa oleh polisi terkait pelariannya itu.
"Saya pulang ke Sumatera tanggal 18 Juni 2020 naik pesawat. Kemudian datang surat panggilan oleh Polda Sumut, pada 3 Juli 2020," ujar Reynalfi, Sabtu (8/8/2020).
Di Polda Sumut, Reynalfi mengaku penanganan kasusnya oleh tim dari Polda Metro Jaya yang datang saat itu. Sehingga saat ditanya perkembangan kasusnya ia pun belum mengetahui apa-apa.
Baca: Kisah Reynalfi, ABK di Kapal China yang Disiksa Lalu Nekat Terjun di Perairan Tanjung Balai Karimun
Baca: Kisah Pahit ABK Asal Siantar Kerja di Kapal Ikan China, Mengaku Ditendang Hingga Minum Air Asin
Baca: 185 ABK WNI MV Zuiderdam Direpatriasi di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok
Sudah tujuh bulan ia bekerja di Kapal China yang beraktivitas di Samudera Hindia itu. Katanya, kapal tersebut mengangkut ikan-ikan jenis tak berduri untuk dikirim ke daratan.
"Nanti ada kapal yang datang menghampiri kami membawa ikan-ikan yang kami jaring," ujar Reynalfi seraya menyampaikan, ia belum pernah melihat daratan sejak 7 bulan melaut di kapal.
Di laut, Reynalfi dan teman teman WN Non-China mendapat perlakuan yang tak layak.
Ia bercerita sempat mendapatkan tendangan ke paha, minum air asin dan makan nasi sekali sehari.
"Saya sempat sekali ditendang, minum air asin, makan nasi cuma sekali sehari. Lainnya makan mi dan bakpao yang nggak ada isinya itu," ujar Rey.
Warga Jalan Sumber Jaya I, RT 003, RW 002 LK II Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar mengungkapkan ada 15 WN China, 12 WN Indonesia dan 4 WN Myanmar bekerja di kapal itu.
Lantaran Ia dan seorang teman WNI-nya asal NTB melarikan diri, diduga tersisa 10 WNI di kapal itu.
Disinggung terkait kesepakatan awal ia dan perusahaan Kapal China, Reynalfi mengaku dibohongi.
Semula, pembicaraan adalah bagaimana mereka bisa kerja di salah satu perusahaan tekstil di Korea Selatan.
"Awal kontrak, bulan 11, kami semula diimingi kerja ke sebuah pabrik tekstil Korea Selatan. Rupanya gak ada. Agen itu orang Indonesia," ujar Reynalfi dan menambahkan janji gaji yang diterima per bulannya adalah Rp 25 juta.
"Karena dari awal udah enggak-enggak, kerjapun sudah gak enak lagi. Mau bagaimana, enggak bisa. Kami di laut," kesannya.
Perlu diketahui, Reynalfi dan Juniansyah, warga Utan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai daratan di Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau usai dievakuasi nelayan setelah terombang-ambing berjam-jam di lautan, Sabtu (6/8/2020).
Keduanya sempat diperiksa oleh Polda Kepulauan Riau sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.(alj/tri bun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Lari dari Kapal China, ABK Asal Siantar Mengaku Ditendang, Minum Air Asin, hingga Tanpa Gaji"