AKBP Didit Bambang Wibowo menuturkan, kasus pembunuhan tersebut disebabkan adanya dendam tersangka.
Tersangka diketahui memiliki dendam karena mengira jika korban telah mengirim santet kepada neneknya hingga meninggal dunia.
”Begitupun dengan ibunya yang sakit," kata AKBP Didit Bambang Wibowo, kepada TribunMadura.com, Kamis (12/12/2019)
"Dinilai penyebabnya merupakan ulah si korban dengan cara disantet,” sambung dia.
Keyakinan itu menguat setelah tersangka merasa didatangi ibunya lewat mimpi.
Dalam mimpi itu, tersangka mengaku disiram dengan air panas oleh sang ibu.
”Dari mimpi ibunya, pelaku sendiri berkeyakinan untuk membunuh korban," ungkap AKBP Didit Bambang Wibowo.
"Niat itu datang satu bulan sebelum pelaku beraksi,” tambahnya.
Ia menambahkan, pelaku juga mengaku mendapatkan mimpi dari neneknya.
Dalam mimpi itu, tersangka menyebut, diminta menggunakan raket listrik pengusir nyamuk dan kayu untuk membunuh korban.
Setelah mendapatkan mimpi-mimpi itu, tersangka mendatangi korban dengan raket listrik.
Saat itu, tersangka diantar oleh rekannya menggunakan sepeda motor untuk mendatangi korban.
Tidak sampai di situ, kata AKBP Didit Bambang Wibowo, tersangka sempat mendatangi seorang dukun sebelum membunuh.
Dari dukun itu, tersangka diminta meletakkan raket listrik itu ke atas kuburan neneknya.