Danar merasa, di hari perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia ini, sepantasnya Ngatimin beristirahat dan menikmati yang telah ia perjuangkan.
"Tadi kami suruh pulang, 'ini 17 Agustus nggak usah dagang pak, Anda yang memperjuangkan kemerdekaan kok Anda 17 Agustus masih dagang,'," kata Danar.
"Mau kami antar pulang tapi katanya mau dijemput anaknya," sambung dia.
Baca: Kisah Ngatimin Pura-pura Jadi Anak tidak Normal yang Memata-matai Belanda: Saya Marah Bapak Ditembak
Danar mengatakan, saat dikunjungi Senin kemarin, Ngatimin terlihat begitu senang bahkan terharu.
"Pak Ngatimin nangis (karena) orang-orang pada menghormati beliau," ucap Danar.
Lebih lanjut, Danar mengungkapkan, idenya memborong dagangan Ngatimin muncul karena tersentuh dengan kisah perjuangannya.
Mengetahui sang pejuang berdagang mainan di halaman kampusnya, ia lantas mengajak teman-teman sesama alumni untuk membantu Ngatimin.
Teman-temannya pun turut tergerak dan langsung memberikan sejumlah donasi.
"Saya merasa waktu kemarin muncul berita itu, karena jualannya di Boulevard UNS, saya sebagai alumni dan suka anak-anak, suka mainan superhero segala macam, saya punya ide kontak sama teman-teman alumni satu angkatan saja," beber Danar.
"'Siapa yang pengin borong mainan bapake?' awalnya begitu, terus teman-teman alumni tergerak."
"Dalam satu malam, akhirnya bisa untuk membeli dagangannya dan datang juga dua sampai tiga alumni," sambung Danar.
Danar menambahkan, teman-temannya juga masih banyak yang ingin berdonasi untuk Ngatimin setelah kunjungan pada Senin kemarin.
Ia pun berencana untuk menyalurkan uang tambahan yang terkumpul untuk Ngatimin hari ini, Selasa (18/8/2020).
Adakan Upacara Kecil