Sementara itu, Danar menceritakan, sebelum memborong mainan dagangan Ngatimin, ia juga sempat mengajak Ngatimin untuk mengikuti Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi.
Bahkan, ia meminta Ngatimin untuk memimpin upacara tersebut.
Sadar sedang dalam situasi pandemi virus corona (Covid-19), Danar mengatakan, upacara kecil tersebut dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Danar, Ngatimin terlihat begitu senang dalam acara tersebut.
"Tadi upacara, dia (Ngatimin) memimpin upacaranya."
"Upacara kecil-kecilan di tengah pandemi, memakai masker, terus dia udah senang banget. Semua pedagang di situ kita wajibkan ikut," ungkap Danar.
Kisah Ngatimin
Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, Ngatimin merupakan seorang pejuang yang pernah bertugas menjadi mata-mata bagi tentara Indonesia.
Dalam menjalankan tugas tersebut, ia juga harus mampu memerankan sosok yang ditugaskan sang komandan waktu itu.
"Komandan berkata ke saya, kamu saya kasih tugas pengawas musuh karena kamu masih di bawah umur tidak dicurigai musuh dan antek Belanda," kata Ngatimin.
"Kemudian, kamu harus pura-pura jadi anak tidak normal saat ketemu dengan tentara Belanda," imbuhnya.
Peran itupun dijalankan Ngatimin muda dengan baik, tentara Belanda tidak menyangka bila dirinya adalah seorang mata-mata.
"Ada Belanda lewat saya layaknya anak tidak normal ngiler-ngiler gitu. Akhirnya, saya dibiarkan saja," tutur dia.
Ngatimin muda pun harus terus memberikan informasi kepada komandannya soal keberadaan tentara Belanda.