Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, KUALA TUNGKAL -- Janazah seorang pasien covid-19 di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi meninggal dunia sempat telantar selama dua jam di pemakaman.
Pasalnya, tidak ada petugas pemakaman yang datang ke lokasi penguburan.
Akibatnya, Kapolres Tanjabbar AKBP Guntur Saputro pun ikut turun tangan.
Bukan hanya kapolres, dua orang perawat wanita pun turut membantunya mengurug makam jenazah.
Dua orang perawat perempuan Rumah Sakit Daud Arif Kuala Tungkal yang terbilang sudah berumur ikut membantu proses pemakaman pasien rapid test asal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Turun tangan dua orang perawat RS Daud Arif Kuala Tungkal lantaran tidak adanya tim petugas pemakaman.
Baca: Ini Bagian Pesawat yang Memiliki Risiko Tertinggi Penularan Covid-19
Hal ini diungkapkan Kapolres Tanjabbar, AKBP Guntur Saputro yang ikut dalam proses penimbunan makam.
Bahkan diungkapkan oleh Kapolres, dua perawat RS tersebut juga membantu untuk menimbun tanah makam dengan menggunakan kedua tangan.
Baca: Update Covid-19: Empat Provinsi Catatkan Nol Kasus Baru
"Lihat ibu-ibu perawat dan puskesmas gak tega."
"Dua perawat ibu-ibu itu yang luar biasa, mereka sudah merawat, memulasari dan juga memakamkan jenazah."
"Bahkan mereka sampai pake tangan menimbun tanah sampai selesai prosesi pemakaman," ungkapnya.
Kapolres menyebutkan bahwa keberadaan dirinya di lokasi untuk melakukan pengamanan.
Namun melihat situasi hanya ada dua ibu-ibu perawat dan juga dua orang perawat dari puskesmas, dirinya berinisiatif untuk turun bersama dengan ajudannya mengambil bagian dari prosesi pemakaman tersebut.
Baca: Update Covid-19 di Indonesia 30 Agustus: Kasus Positif dan Sembuh di DKI Jakarta Tertinggi
"Kasihan lihat para perawat ibu-ibu itu, karena memang belum ada petugas untuk menimbun makam, yang ada itu hanya petugas penggali makam yang siap, sedang yang makamin (memakamkan) tidak ada," sebutnya.
"Mereka aja ikhlas dan rela meskipun terbatas perlengkapan."
"Jadi kita yang laki-laki apa iya cuma berdiam diri?"
"Jadi tadi aku sama Heri (ajudan) nggak tega, jadi ikut turun nimbun," pungkas Kapolres.
Miris, Jenazah pasien positif Rapid Tes yang meninggal dunia di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat sempat tertunda selama dua jam saat akan dikebumikan.
Hal ini lantaran tidak adanya petugas pemakaman untuk menguburkan jenazah tersebut.
"Jenazah tunggu hampir dua jam untuk dimakamkan," sebut Guntur Saputro.
Proses pemakaman akhirnya dilakukan oleh delapan orang, bahkan termasuk keluarga jenazah juga ikut membantu proses pemakaman tersebut.
Kapolres Tanjung Jabung Barat, AKBP Guntur Saputro bersama dengan ajudannya juga turut membantu proses pemakaman ini.
"Yang turun itu dari Polres ada saya dan ajudan saya, dua orang ibu-ibu perawat rumah sakit, satu sopir ambulan dan dua perawat puskesmas sama satu orang keluarga pasien," ungkapnya.
Selain tim petugas yang tidak ada, peralatan untuk melakukan penguburan hanya ada dua cangkul untuk melakukan proses penguburan, namun hanya satu cangkul yang bisa digunakan.
Proses gali kubur memang telah dilakukan, namun mereka tidak ikut dalam proses penguburan.
"Kita pakai dua cangkul, tapi cangkul hanya satu bisa digunakan."
"Ini kita gunakan satu cangkul dan pakai tangan untuk melakukan penguburan," sampai Kapolres.
Selain itu, disampaikan oleh Kapolres bahwa perlengkapan APD untuk proses penguburan juga terbilang minim.
Untuk diketahui bahwa lahan pemakaman yang disediakan untuk lokasi makam berada di belakang Asrama Brimob dan BLK tepatnya di Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjabbar.
Setidaknya membutuhkan waktu sekitar 90 menit dari kota Kuala Tungkal menuju lokasi tempat pemakaman. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Kapolres Tanjabbar Turun Gali Makam Pasien Positif Corona, Ibu-ibu Perawat Nimbun Gunakan Tangan