"Sampaika di rumah sakit Angkatan Laut, berbaring ku lihat berdarah disininya (jidat) pas tengah-tengah," ungkap Jawad.
"Tidak sadarmi disitu (RS Jala Ammari), ini korek, tidak berhenti nakasi begini (jari Anjas memainkan korek)," tutur Jawad.
Beberapa saat di RS Jala Ammari, Anjas pun dirujuk ke RS Bhayangkara.
Tiba di RS Bhayangkara, kata Jawad, Anjas tetap tidak sadarkan diri dan beberapa saat kemudian dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak sadar-sadarmi, tidak lama sampai di sini (RS Bhayangkara) meninggalmi. Keluar darah di mulutnya, artinya pasti tembus ke dalam sampai ke otak," terang Jawad.
Jawad yang menyayangkan peristiwa itu terjadi pun berharap agar kasus serupa tidak terulang lagi.
"Saya harapanku supaya tidak adami kasus begini lagi. Memang luar biasa kalau begini, sedikit-sedikit tembak," harapnya.
Jawad sendiri mengaku tidak mengetahui pasti kronologi awal kejadian.
Namun kabar yang diperolehnya, kejadian itu bermula saat polisi berpakaian sipil mendatangi kelompok warga yang sedang pesta miras.
"Tidak ditahu masalahnya apa, tidak ada tawuran tidak ada apa. Cuman ada informasi gara-gara orang minum (miras) pemicunya, disitu ditegur itu orang tidak ditahu bilang polisi, tapi bawa badik bukan bawa pistol," ungkap Jawad.
Saat ditegur, pria yang belakangan diketahui merupakan anggota polisi itu pun mengeluarkan badik dan mengenai lengan seorang warga.
"Ada satu warga kena (badik) di sininya (lengan)," tutur Jawad.
Kronologi Versi Polisi
Peristiwa penembakan dialami tiga warga Jl Barukang 3, Kecamatan Ujungtanah, Kota Makassar, Minggu (30/8/2020) dini hari.