"Bahkan para nelayan sudah menyiapkan jembatan sampai tengah laut untuk mengantisipasi jika terjadi hal tersebut sehingga ketika laut surut."
"Nelayan tidak terjebak lumpur dan bisa langsung ke darat menggunakan jembatan bambu," ujar Arif'an dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (30/9/2020).
Baca: Viral Sosok Ini Berbagi Makan dengan ODGJ, Ungkap Keinginan Merawat: Agar Merasa Hangatnya Keluarga
Baca: Viral Kisah Inspiratif Anak Penjual Cireng Bisa Kuliah sampai S2, Akui Sempat Dicibir Tetangga
Hal yang sama juga disampaikan oleh Camat Donorojo Moh Eko Udyyono SIP MH.
Ia mengatakan, fenomena surutnya air laut di perairan Metawar merupakan fenomena biasa.
Ia juga menyebut agar masyarakat tidak perlu panik dan tidak membesar-besarkan fenomena ini.
"Ini merupakan fenomena biasa, masyarakat pada umumnya juga sudah mengalami hal ini dan menganggapnya biasa juga."
"Jadi kami mengharapkan bagi seluruh masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu dibesar-besarkan," ujarnya dalam keterangan video yang diterima Tribunnews, Rabu (30/9/2020).
Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Jepara, Kusmiyanto menerangkan pihaknya sudah memeriksa langsung ke lokasi.
Baca: VIRAL Curhat Warga Cilacap Kehilangan Bayi saat di Bawah Penanganan Puskesmas, Ini Kronologinya
Baca: Viral Bocah 15 Tahun Hilang Diculik Pria Tak Dikenal, Pelaku Justru Pamer Foto Mesra di Facebook
Ia menuturkan, fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan dan tidak ada kaitannya dengan ancaman tsunami.
Menurutnya, di musim kemarau seperti saat ini, lumpur tersebut memang mengendap karena dipengaruhi angin dari timur.
Namun bila memasuki musim penghujan, lumpur tersebut akan menghilang terbawa oleh ombak pantai.
Lebih lanjut, Kusmiyanto menjelaskan aktifitas masyarakat setempat tetap berjalan seperti biasa.
Mereka mengaku sudah terbiasa mengalami fenomena ini hingga tidak membuat masyarakat panik.
"Aktivitas nelayan tetap sama, bahkan masyarakat sekitar tidak was-was dan tidak khawatir karena sudah biasa dijalani," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)