TRIBUNNEWS.COM - Seorang ayah berinisial Amran alias Aparan (39) ditemukan tewas membusuk di bawah pohon karet di hutan, Jumat (2/10/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.
Ia adalah warga Desa Talang Suka Maju, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu.
Diketahui, Amran sempat menyerahkan surat wasiat kepada anaknya tujuh hari sebelum ia ditemukan tewas.
Ia kemudian meninggalkan rumah sejak 24 September 2020 dengan berbekal nasi, kain sarung, dan senter.
Baca: Pintu Kamar Didobrak, Driver Ojol di Duren Sawit Ditemukan Tewas Gantung Diri Tinggalkan 4 Anak
Menurut Ps Paur Humas Polres Inhu Aipda Misran, sang anak kemudian memberikan surat tersebut ke ibunya, Mewah (27).
"Korban meminta anaknya tidak membuka surat wasiat itu. Setelah dibuka oleh istrinya, surat itu berisi tentang pembagian harta warisan berupa kebun kelapa sawit," ujar Misran kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (3/10/2020).
Diduga kuat Amran tewas gantung diri.
Namun karena ditemukan 7 hari kemudian, jasad korban sudah jatuh ke tanah, sementara lehernya masih terikat dengan kain sarung yang terikat di leher.
"Korban diduga meninggal dunia akibat gantung diri. Pada saat ditemukan, lehernya masih terikat dengan akar dan kain sarung yang disambung. Jasadnya sudah jatuh ke tanah, karena korban diperkirakan sudah meninggal dunia sekitar enam sampai tujuh hari," kata Misran.
Baca: Mayat Kondisi Membusuk Ditemukan di Bawah Pohon Karet, Diduga Tewas Gantung Diri
Mayat Amran ditemukan pertama kali oleh warga yang bernama Siaran (50).
Saat itu Siaran sedang mencari kemenyan di hutan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya dan melihat mayat laki-lai tergeletak di bawah pohon karet. Ia pun segera melapor ke polisi.
"Saksi melihat sesosok mayat laki-laki dalam kondisi sudah membusuk di bawah pohon karet. Atas kejadian itu, saksi melapor ke aparat desa dan Polsek Kelayang," ujar Misran.
Polisi dibantu warga sekitar kemudian mengevakusi mayat Amran dengan cara ditandu. Lalu mayat korban dibawa ke rumah sakit untuk divisum.
Kontak bantuan