"Kemudian juga Aku For Bali, Bali Creative, Warung Kita, UD Sumber Bahagia," paparnya.
Puspa ingin masyarakat di Kelurahan Legian dan sekitarnya tak ada yang kelaparan.
Selain warga lokal, Razia Perut Lapar juga menyasar para wisatawan mancanegara yang berada di Bali.
“Kita harap masyarakat terutama masyarakat lokal tidak kelaparan."
“Masyarakat pendatang juga tidak kelaparan," kata dia.
Baca juga: Chatib Basri Ingatkan Dampak Pandemi ke Ekonomi Bisa Lebih Buruk Jika Ini Terjadi
Baca juga: Terima Wisatawan Asing, Thailand Resmi Buka Pariwisata Setelah 7 Bulan Terhenti Akibat Pandemi
Baca juga: Bertemu Perdana Menteri Jepang, Presiden Jokowi Sepakati Kerja Sama Pengelolaan Pandemi
Ia menyebut, banyak turis asing yang saat ini berada di Bali karena tak bisa kembali ke negara asal.
Sehingga, mereka sangat membutuhkan bantuan makanan untuk setiap harinya.
“Di wilayah Legian dan sekitarnya masih ada kurang lebih 5.000 wisatawan mancanegara yang kehabisan bekal," ungkapnya.
“Mereka tidak bisa pulang dan tidak ada penerbangan internasional, dan masih menggunakan visa darurat."
“Ini yang kita bantu. Setiap sore mereka menunggu kita untuk mendapatkan nasi bungkus," terang Puspa.
Dirinya berujar, pandemi Covid-19 memang sangat berdampak pada sektor pariwisata di Bali.
Razia Perut Lapar pun menjadi kegiatan yang sangat dibutuhkan masyarakat di tengah kondisi sulit tersebut.
“Inilah kondisi yang kita alami di Bali sekarang."
"Hampir semua sektor industri pariwisata tidak ada yang buka karena tidak ada wisatawan," imbuhnya.
Baca juga: Solusi Masalah Kesehatan Mental di Masa Pandemi, Satu di Antaranya Jangan Tonton Film Horor
Baca juga: Menurut WHO, Pandemi Covid-19 Baru Memasuki Fase Mengkhawatirkan
Baca juga: Teknologi Jadi Pilihan Solusi Atasi Kesenjangan Komunikasi di Dunia Kerja Selama Pandemi Covid-19