"Di rumah mungkin protokol kesehatannya lepas, mungkin masyarakat berpersepsi protokol kesehatan hanya diterapkan saat di luar," imbuhnya.
Ningsih menyebut kesadaran masyarakat akan penegakan protokol kesehatan menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.
"Ini PR kita, kesadaran kita semuanya, ini ekonomi harus gerak tetapi kesehatan tidak bisa ditinggalkan, artinya harus patuh protokol kesehatan." ungkapnya.
"Perlu kesabaran semua pihak, kalau kita ingin pandemi ini segera berakhir," pungkasnya.
Senada dengan Ningsih, Ketua Pelaksana Harian Satgas Pencegahan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan, klaster keluarga mendominasi dalam penambahan kasus tersebut.
"Hasil tracing ada 81 itu dari 34 indeks kasus berbuntut, kemudian ada suspek naik kelas sebanyak 19 dan swab mandiri ada 6," kata Ahyani, Minggu, dikutip dari TribunSolo.com.
Ahyani tidak menampik tambahan kasus hari ini merupakan yang terbanyak selama 8 bulan terakhir ini.
Itu terhitung sejak penerapan status kejadian luar biasa (KLB) per 13 Maret 2020.
"Ini terbanyak selama 8 bulan terakhir, dua kali lipat. Kebanyakan OTG, yang paling dikhawatirkan suspek," ucap Ahyani.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Tribunsolo.com/Adi Surya Samodra)