Diduga Kepala Terbentur
Sungguh pilu hati Pardi (53), warga Jl. Sulawesi Gg. Buntu RT 45 Kelurahan Karang Rejo, dua hari belakangan.
Betapa tidak, putranya yang baru berusia 14 tahun, terkapar usai mengikuti ujian secara daring, hingga akhirnya meninggal dunia, Rabu (25/11/2020) pukul 06.15 WITA.
Sehari sebelumnya, Wahyudi Rahmad, siswa kelas 8 di SMPN 6 Balikpapan itu ditemukan terkapar di rumahnya seusai mengikuti ujian daring pada pukul 10.00, Selasa lalu.
"Sehabis ujian biasa saya monitor lalu terkapar begitu di ruang tamu," ujar ayah Wahyudi Rahmad, Pardi
kepada wartawan, Rabu (25/11/2020).
Pihak keluarga sempat melarikan Wahyudi ke RSUD Balikpapan, selama di rumah sakit, Wahyudi Rahmad sudah kehilangan kesadaran hingga akhirnya meninggal dunia.
"Dugaan dokter ada stroke, karena bagian tubuhnya tidak memberi rangsang," tutur Pardi.
Ditanyakan mengenai pengaruh dari kelelahan mengikuti ujian daring, pihak RSUD Balikpapan meragukan hal tersebut.
Saat dikonfirmasi, pihak RSUD Balikpapan mengatakan, bahwa Wahyudi Rahmad kemungkinan mengalami benturan di kepala.
"Bila dari gejalanya yang tiba-tiba, tidak sadar, muntah, dan kejang-kejang, besar dugaan ada benturan di kepala, karena pihak keluarga menginfokan bahwa tiga hari sebelum dibawa ke rumah sakit sempat terjatuh saat berwudhu," ujar dr. Rumiris Manullang, Sp.A, dokter anak yang menanganinya.
Pihak RSUD Balikpapan belum bisa memastikan secara pasti penyebab meninggalnya Wahyudi Rahmad karena memerlukan hasil pemeriksaan CT Scan.
"Kami tidak bisa, karena tidak memiliki fasilitas CT Scan, sempat akan dirujuk ke RS Siloam dan RSPB untuk CT Scan, namun sudah meninggal dunia," ucapnya.
(TribunKaltim.co/Maulana Ilhami Fawdi)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Bocah SMP di Balikpapan Meninggal Dunia Usai Ujian Daring, Ayah Korban: Tiap Hari Kerjakan Tugas