Ia lalu berharap agar pemerintah mau membantu dirinya.
"Mohon kepada pemerintah bisa dibantu saya," pinta Nofedi.
Tak Pernah Bahagia
Pada segmen sebelumnya, Nofedi sempat menceritakan sekilas kisah hidupnya bersama sang istri.
Nofedi dengan ekspresi wajah berusaha menahan kesedihannya, menceritakan soal kehidupan dirinya dengan sang istri yang ia sebut tidak pernah merasakan kebahagiaan.
"Mulai pertama kali kawin, istri saya ini enggak pernah kami bahagia sama sekali karena kami orang miskin," ungkapnya.
Nofedi bercerita, dari pernikahannya dengan MT, mereka dikaruniai empat orang anak.
Satu anak perempuan dan tiga anak laki-laki yang kemudian tewas dibunuh oleh MT.
Bekerja sebagai buruh yang bertugas mengambil getah karet, Nofedi mengaku hanya mampu mendapat Rp 200 ribu dalam satu minggu.
Akibatnya kehidupan mereka sehari-hari sangat kekurangan.
"Kadang kami satu kali dalam tiga hari makan dan bekerja kami di situ hanya karet (mengambil getah karet)," terang Nofedi.
Nofedi sendiri masih tidak bisa percaya tiga anaknya dibunuh oleh istrinya sendiri.
Kronologi
Pembunuhan ini diduga karena sang ibu merasa tertekan dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan.