"Ingin menjadi netral saja dan memang pada hari pilkada saya kesiangan, sudah dibanguni istri tapi magnet tempat tidur lebih kuat dari pada niat ke TPS," kata sineas Medan ini.
Baginya, siapa pun wali kota biarlah mereka menjadikan Medan sebagai kota yang aman juga berkah.
"Sebab apa peduli mereka terhadap saya sineas independen yang sering membawa nama kota ini secara nasional dan internasional tanpa ada apresiasi apapun dari wali kotanya. Sudahlah urus saja masalah kota yang urgent, masalah seni bisa nanti saja, bangunlah Medan ini jadi kota digital atau apapun itu, terserahlah. Siapa pun wali kotanya hanyalah repetisi dari keajaiban-keajaiban yang sebelumnya. Medan tetap begitu gitu saja," ujarnya.
Ditanya mengenai harapan pada wali kota terpilih, Robby mengatakan, hanya ingin tutup telinga sambil mendengarkan lagu Payung Teduh melihat kinerjanya nanti.
"Dan menggunakan kesehatan mata saya untuk melihat kinerja wali kota terpilih sesuai dengan janji yang terucap dan citra yang dibangun itu. Pun tak henti mendoakan sembari menyeruput segelas sanger hangat dan mengunyah brownis kering buatan istri," katanya.
Lain lagi dengan Isan Herlambang, warga yang tinggal di Deliserdang namun ber-KTP Medan Amplas ini enggan mencoblos karena tak kenal calonnya.
"Malas aja. Satu karena aku enggak kenal calonnya yang satu lagi, kalau Bobby tau. Tapi aku enggak tahu prestasi Bobby ini. Jadi malas," katanya.
Lagipula, kata dia, saat ini tempat tinggalnya jauh dari TPS tempatnya mencoblos. Karena itu niatnya untuk ke TPS memang tidak ada.
"Kalau soal pindah memilih tahu sih ada aturannya. Tapi ya malas juga. Sekarang enggak percaya sama pemerintah, awal-awal kerja bagus. Jadi ya siapa aja yang menang ya terserah aja," katanya.
Seorang warga Medan Helvetia yang enggan menyebut namanya mengaku tidak ke TPS pada 9 Desember kemarin. Alasannya karena ia tidak suka pada calonnya.
"Enggak ke TPS. Golput kami. Enggak suka aja sama calonnya," katanya.
Ditanya kenapa, ia mengatakan calon Akhyar Nasution tidak memberikan kinerja yang baik selama menjabat. Sedangkan calon Bobby dianggapnya tidak mengerti mengurus Kota Medan dan tidak berpengalaman.
"Tengoklah (lihatlah) Medan masih gitu-gitu aja. Jadi kalau pak Akhyar janji-janji, kenapa janji-janji sekarang? Kalau Bobby, enggaklah. Dia kan gak pengalaman soal Kota Medan," katanya.
Ditanya apakah tahu program kerja kedua paslon, pedagang di Pasar Helvetia itu mengaku tahu.