Di tengah kesedihannya, Meysa menceritakan betapa akrab dirinya dengan sang keponakan.
"Setiap hari dia itu selalu dengan kami, di rumah neneknya di pelita sari, dia itu segala-gala bagi saya, teman di rumah, teman berantem, pokoknya kalau sudah minta sesuatu pasti merengeknya ke kami, ungkapnya.
"Kami memanggilnya Cibon alias Cino Kebon karena dia itu waktu kecilnya sangat putih, dan dia manggil saya kadang manggil bibi, kadang juga manggil buk Mey," tuturnya.
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, pada Jumat (18/12/2020), korban sempat merengek untuk diantar ke masjid.
Meysa menolak permintaan korban lantaran suaminya sedang sakit.
"Namun saya menyesal karena tidak mengantarnya, hari itu, suami saya lagi sakit pinggang jadi saya lagi mengurus suami yang lagi sakit, dan dia kami suruh naik ojek, kami kasih dia uang untuk ongkos naik ojek ke masjid Pelita Sari," sesalnya.
(Tribunnews.com)