Berikut adalah beberapa catatan kondisi Aceh pasca tsunami ketika melangsungkan perayaan Hari Raya Idul Adha 1425 H, yang dilansir dari Harian Serambi Indonesia.
Permintaan Hewan Qurban Turun Drastis
Permintaan hewan qurban menjelang Idul Adha 1425 H menurun drastis dibanding tahun sebelumnya.
Di wilayah Kota Lhokseumawe misalnya, pada saat itu para pedagang mengaku tiap harinya hanya laku satu hingga dua ekor kambing.
Misalnya seperti salah seorang pedagang yang kala itu didatangi Wartawan Harian Serambi Indonesia yang mengalami kemerosotan penjualan.
Jika tahun sebelumnya dia bisa menjual hewan qurban sebanyak 150 ekor kambing dan 15 ekor kibas (biri-biri), namun menjelang lebaran Idul Adha pada 21 Januari 2005 lalu yang laku hanya 15 ekor kambing dan 3 ekor kibas.
Baca juga: BNPB : Keberadaan Ekosistem Garis Pantai Penting untuk Mitigasi Tsunami di Selatan Jawa
Harga Sembako Melambung
Pasca tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, harga pangan di Aceh terus mengalami kenaikan.
Hingga menjelang lebaran Idul Adha 1425 H, harga kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan berbagai jenis barang primer lainnya di laporkan masih saja tinggi.
Padahal, beberapa minggu pasca tsunami arus distribusi atau pasokan dan stok barang di tangan para pedagang grosir dan eceran sudah relatif banyak.
Khususnya gula pasir, yang awalnya sempat turun harga jual, tetapi menjelang Lebaran Idul Adha 1425 Hijriah, kembali naik.
Memang, kebutuhan primer ini menjadi barang langka di Aceh setelah terjadinya peristiwa tsunami.
Jika ada, harganya pun terus melambung hingga membuat beberapa pelaku usaha warung kopi terpaksa tutup.
Takbir Keliling di Beberapa Wilayah Aceh