Mengedukasi masyarakat, agar mereka menempatkan orang dengan gangguan kejiwaan sama dan setara.
“Namun tetap jauh dari lubuk hati terdalam kami, pasti ada part yang kurang, tanpa adanya aktivitas sosial bersama mereka,” lanjut alumnus Fakultas Ilmu Sosiologi, UNS tersebut.
“Kami juga selalu menekankan, agar masyarakat tidak hanya membantu secara parsial, namun juga secara pendekatan sosial, ada sentuhan persahabatan serta kasih sayang, yang akan lebih mendekatkan esensi mereka sebagai manusia,” imbuhnya.
Efek Terapi Sosial
Kebaikan Griya Schizofren tetap masih terasa bahkan di tengah Pandemi Covid-19.
Walaupun kegiatan harus dibatasi, namun komunikasi baik yang sudah dilakukan volunteer komunitas Griya Schizofren kepada ODMK menjadi nilai tambah dan kesan tersendiri.
Hal tersebut diakui oleh Yudiyanto selaku Kasi Griya PMI Solo, saat berbincang dengan Tribunnews.com, Minggu (27/12/2020).
“Rekan-rekan ODMK memang paling dekat dengan para volunteer Griya Schizofren, lantaran cara mereka bersahabat, tidak memandang sebelah mata, hingga akhirnya mendatangkan kesan tersendiri di hati rekan-rekan ODMK,” ujarnya.
Baca juga: Grup Astra Kontribusi 61 Persen Ekspor Kendaraan Roda Empat Indonesia
Yudi panggilan akrabnya, menyebut sebelum pandemi, para volunteer Griya Schizofren selalu aktif berkegiatan di Griya PMI Peduli.
Namun kini harus dibatasi, karena Kesehatan para ODMK adalah yang terpenting saat ini.
Adanya hal tersebut, Yudi pun menceritakan soal kekhawatiran rekan-rekan komunitas Griya Schizofren.
“Selama Pandemi Covid-19, komunikasi kami terus berjalan, rekan-rekan Griya Schizofren memang khawatir dengan kondisi ODMK, bahkan rutin menanyakan bantuan apa yang bisa dilakukan,” katanya.
Yudi mengatakan sejauh ini, selama pandemi sudah banyak bantuan yang diberikan Griya Schizofren untuk Griya PMI Peduli.
Mulai dari bantuan dana, alat-alat kesehatan seperti baju hazmat, masker, obatan-obatan termasuk suplemen untuk petugas Griya PMI Peduli, dan masih banyak lagi.