TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Sebanyak 12 rumah rusak akibat dihantam banjir bandang di aliran sungai Desa Pulukan dan Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 04.00 Wita.
Selain belasan rumah rusak, sembilan ekor sapi, serta puluhan ternak ayam mati dan hilang.
Informasi di lapangan, air sungai sudah sejak Kamis malam volumenya meninggi.
Menjelang dini hari, tiba-tiba banjir bandang terjadi.
Air bah itu mengalir dengan kayu, pohon, dan ranting-ranting besar.
Akhirnya, banjir juga menerjang hingga ke rumah warga dengan disertai lumpur.
Akibat banjir ada 12 rumah rusak di Banjar Lebah/Loloan, Desa Medewi.
Terparah ada tiga rumah, yaitu rumah milik Misbah yang hanyut, serta Agus Suparwan dan Sariin, yang rusak berat.
Sementara sembilan rumah lain dipenuhi lumpur.
Untuk ternak warga, ada sekitar sembilan ekor sapi yang ditambatkan di pinggiran sungai hanyut hingga ke pantai, yang jaraknya sekitar dua kilometer.
Sapi-sapi itu pun ditemukan mati.
Puluhan ekor ayam juga hanyut hingga mati.
Seorang korban, Misbah, tidak menyangka bisa terjadi banjir bandang sebesar itu.
Apalagi sampai membuat rumahnya hanyut.
Menurutnya volume air di sungai tersebut memang selalu tinggi saat hujan lebat.
Baca juga: Kebanjiran, Aktivitas Perkantoran Pemkab Hulu Sungai Tengah Kalsel Lumpuh
Tapi tidak sampai terjadi banjir bandang dan membuat belasan rumah warga rusak serta ternak hilang atau mati.
"Ini baru pertama kali. Sebelumnya tidak pernah seperti ini," ucapnya.
Korban lainnya, Aluyah, warga tidak mampu dan penyandang disabilitas, mengaku perabotan dapurnya habis dan hanyut.
Ternak ayamnya juga hilang.
Ia mengaku sudah tidak ada lagi peralatan dapur dan kompor gas yang hilang entah di mana rimbanya.
"Semua habis. Ayam hanyut. Kompor dan panci serta semua peralatan dapur hilang," jelasnya.
BPBD Jembrana dibantu anggota Polri dan TNI sedang berupaya membersihkan sisa-sisa lumpur yang berada di rumah warga dan mengalirkan air bersih.
Perbekel Desa Medewi, Nengah Wirama, mengatakan banjir bandang juga berdampak pada infrastruktur desa berupa jalan atau jembatan bambu.
Jalan sepanjang 500 meter putus sehingga akses warga terhambat.
Sebelumnya jalan yang putus sudah dua kali dihantam air besar, dan sempat dipasangi jembatan bambu.
Namun jembatan bambu itu putus.
"Ya putus karena banjir. Dulu jalan hot mix rusak karena dihantam air besar. Terus diganti dan sekarang rusak karena banjir bandang," kata dia.
Terkait kerusakan tiga rumah warga yang hanyut dan rusak berat itu, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD Jembrana.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Misbah Tak Menyangka Rumahnya Hanyut, 12 Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana