Alasannya bukan karena tak dibayar, melainkan gajinya untuk ditabungkan agar Pariyem punya simpanan uang. Adapun jumlahnya diketahui sebesar Rp 12 juta lebih.
Dalam mediasi itu, akhirnya disepakati gaji Pariyem dibayar oleh majikannya itu dan persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu. Ada hitam di atas putih,” kata Suharsono.
Warga tidak terima
Meskipun kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun, warga sekitar diketahui tidak terima dengan perbuatan majikannya tersebut.
Pada Selasa (16/2/2021), mereka lalu mendatangi kediaman Pariyem di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan.
Warga meminta Pariyem untuk membuat laporan kepada polisi atas perbuatan yang dilakukan majikannya tersebut.
Pariyem yang merasa ketakutan dengan kedatangan warga itu lalu bersedia membuat laporan di Mapolres Probolinggo Kota atas dugaan kasus KDRT yang dilakukan majikannya.
“Ketua RT yang laporan itu. Pariyem mengaku takut karena didatangi warga, sehingga berangkat dan laporan ke Polres. Yang dilaporkan kasus KDRT. Biasanya keluarga yang laporan, tapi ini warga yang laporan bersama pariyem,” ujar Suharsono.
(Kompas.com: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang ART Kelaparan dan Makan Sampah karena Gaji Tak Dibayar, Majikan Beralasan sebagai Tabungan"