“Belum ada akses jalan dan jembatan hingga kini,” kata warga yang ikut mengantar, Husni Sopanputi kepada TribunAmbon.com, Senin (22/2/2021).
Saat evakuasi, Dahlan diletakan di dalam gerobak yang dialas tikar dan bantal untuk menopang bagian kepala.
Baca juga: Wagub DKI Ikut Merespon Selebgram Helena Lim yang Suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Kebon Jeruk
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu menderita sejumlah cidera pada bagian tubuh lantaran dianiaya.
Untuk mengantisipasi kondisi medan yang berat, Dahlan diantar lebih dari 20 orang warga sekampungnya.
“Saat akan melewati sungai, Dahlan dipikul, sementara gerobak juga diangkat sendiri. Sampai di seberang sungai, barulah diletakan lagi dalam gerobak,” ungkap warga Desa Selor itu.
“Begitu terus saat menyeberangi empat sungai,” imbuhnya.
Lanjutnya, kurang lebih tiga jam perjalanan, barulah Dahlan tiba di Puskesmas dan langsung mendapatkan perawatan medis.
“Di sini cuman ada puskesmas, namun fasilitasnya juga tidak begitu memadai,” ujarnya.
Biasanya, warga desa Mising melewati jalur laut untuk ke ibu kota kecamatan.
Namun, tidak memungkinkan karena kondisi cuaca masih buruk.
“Mau lewat laut tapi ombak masih cukup tinggi,” tandasnya.
Kecamatan Kilmury merupakan satu dari beberapa kecamatan di SBT masuk daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Akses perhubungan, penerangan dan komunikasi masih menjadi persoalan yang hingga kini belum terselesaikan.
Usulan pembangunan pustu di kampung berjarak sekitar 250 km dari Bula, ibukota kabupaten SBT ini, menyusul viralnya seorang pasien dari Desa Mising yang Didorong menggunakan Gerobak Ambulans 20 Km di Pulau Seram, awal pekan ini.