Seperti diketahui, infeksi SARS-CoV-2 menginduksi peningkatan masuknya neutrofil secara masif ke dalam paru-paru, dengan memproduksi dan mengaktivasi TGF-β.
Peningkatan TGF-β aktif yang tidak terkontrol ini dapat mengakibatkan edema dan fibrosis yang cepat dan masif, yang mengakibatkan perubahan dan blokade jalan napas yang pada akhirnya mengakibatkan gagal nafas.
Baca juga: Andi Arief sebut Demokrat Kubu Moeldoko Gagal Didaftarkan ke Kemenkumham
Berdasarkan temuan, Epigallo terbukti dapat menurunkan sinyal TGF-β1 dan dianggap sebagai antifibrotik potensial.
Menimbang segala potensi dan profil keamanan pada manusia yang dimiliki oleh Epigallo, maka penulis berpendapat bahwa setidaknya suplementasi Epigallo sedikit banyak dapat mengendalikan kerusakan inflamasi yang timbul pada infeksi covid-19.
“Melalui studi-studi yang telah dilakukan, memang terlihat ada potensi digunakan bagi penanganan Covid-19 dengan multi ekspresi seperti antiviral, antiinflamasi, antifibrosis dan antioksidan.
Epigallo tercatat relatif aman, maka pemberiannya sebagai suplementasi dapat dibenarkan, setidaknya diharapkan dapat memperoleh dari efek positif yang telah diteliti,” tambah dr. Susi.
“Berdasarkan pengujian penggunaan suplemen yang mengandung epigallo, hasilnya menunjukan bahwa konsumsi epigallo sudah terasa khasiatnya di hari ke 4. Selain itu waktu penyembuhannya pun semakin cepat sekitar 9 hari saja,” kata dr Susi.
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Apa Itu Epigallo, Kandungan Utama Pada Teh Hujau, Ternyata Mampu Menghambat Bahaya Covid-19