Sehari-harinya Supriyo dari pagi hingga siang hari hanya beraktivitas di sawah.
Sore hari mengajar mengaji 50 anak didiknya di rumah.
"Orangnya pendiam nggak pernah marah," ujarnya.
Kini keluarga berharap polisi bisa segera menangkap pelaku dan memberi hukuman yang setimpal.
"Ya tentu kami sangat terpukul. Keluarga inginnya kalau pelaku ketangkap bisa dihukum mati," pungkasnya.
Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Fajar Bangkit Sutomo, mengatakan
pihaknya tengah mencari siapa pembunuh Supriyo.
Jumat (26/3/2021) sore, penyidik menurunkan Unit K-9 ke TKP untuk mendeteksi jejak pelaku.
Karena kondisinya hujan, regu pemburu itu kesulitan mencium jejak pelarian pelaku.
Anjing pelacak itu malah berlari menuju rumah korban yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
"Anjing pelacak itu malah lari ke rumah korban. Itu lari kesana karena sample yang dicium anjing darah korban," ujar Fajar, Jumat (26/3/2021).
Ketika kejadian berlangsung, kata AKP Fajar, tidak ada warga yang mengetahui.
"Kami sudah tanya ke warga setempat tidak ada yang tahu ketika Supriyo dibunuh," ujarnya.
Jika dikaitkan dengan lokasi ditemukannya korban terbunuh sekitaran tidak ada pemukiman warga.
Kanan kiri hanya ladang perkebunan pepaya, dimana kondisinya saat malam hari sangat gelap karena tidak ada lampu penerangan.